Poundsterling dan Yen tersungkur, dipicu meningkatnya kekhawatiran investor atas kondisi fiskal global. Pelemahan kedua mata uang tersebut memberi ruang bagi Dolar AS untuk kembali berkibar.
Penguatan dolar AS juga didorong kenaikan imbal hasil US Treasury, seiring gejolak di pasar obligasi global.
Indeks Dolar (DXY) yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, menguat 0,74 persen ke posisi 98,37 pada penutupan perdagangan Selasa 2 September 2025 Waktu setempat.
Penguatan ini terjadi di tengah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah dan gejolak dalam pasar obligasi global.
Pasar uang kini memperkirakan peluang 91 persen bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin bulan ini. Namun, taruhan tersebut dapat berubah bergantung pada data ekonomi yang dirilis pekan ini.
Poundsterling terperosok ke posisi terendah dalam tiga setengah minggu, anjlok 1,24 persen menjadi 1,3375 Dolar AS pada sesi petang.
Dolar AS menguat 0,84 persen terhadap Yen ke level 148,40, tertinggi sejak 1 Agustus.
Yen tertekan oleh komentar bernada dovish dari Deputi Gubernur Bank of Japan (BoJ), Ryozo Himino. Pernyataan yang tidak menunjukkan arah pengetatan kebijakan moneter itu mendorong spekulan kembali menambah posisi jual terhadap Yen.
Euro juga ikut tertekan, turun 0,61 persen menjadi 1,1637 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: