Indeks Dolar (DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, pulih 0,1 persen menjadi 97,709, pada perdagangan Selasa 2 September 2025.
Sebelumnya, DXY melemah 0,15 persen ke 97,71, mencatatkan pelemahan bulanan sebesar 2,2 persen pada Agustus lalu.
Pelemahan sebelumnya dipicu aksi jual investor yang beralih ke aset lindung nilai lain, termasuk emas yang kini diperdagangkan mendekati rekor tertinggi.
Tekanan terhadap Dolar semakin kuat setelah Presiden AS Donald Trump melancarkan serangan terhadap Federal Reserve, termasuk keputusannya memberhentikan Gubernur Lisa Cook. Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa Gedung Putih mengganggu independensi bank sentral, saat prospek penurunan suku bunga masih belum jelas.
Terhadap Yen Jepang, Dolar AS menguat 0,1 persen ke posisi 147,33 Yen, masih berada dalam kisaran perdagangan sejak awal Agustus.
Investor kini menanti serangkaian data ekonomi AS untuk Agustus, termasuk indeks manufaktur dan jasa ISM serta laporan tenaga kerja non-pertanian. Data tersebut akan menjadi tolok ukur seberapa jauh kebijakan Trump memengaruhi aktivitas industri dan pasar tenaga kerja.
Euro melemah tipis 0,03 persen menjadi 1,1707 Dolar AS setelah data menunjukkan PMI manufaktur zona Euro meningkat pada Agustus untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Data inflasi konsumen untuk bulan yang sama dijadwalkan rilis Selasa.
Dolar Australia melemah 0,1 persen menjadi 0,6549 Dolar AS setelah reli lima hari, meski masih berada di dekat level tertinggi dalam lebih dari dua pekan.
BERITA TERKAIT: