Mengutip data Bloomberg pada pukul 11.54 WIB, Rupiah anjlok 105,5 poin atau melemah 0,65 persen dari perdagangan sebelumnya.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan ini terjadi imbas kondisi di dalam negeri dan faktor eksternal.
"Kondisi perpolitikan di Indonesia ini membuat pasar kembali mencari aset-aset yang aman, yaitu adalah safe haven," kata Ibrahim dalam keterangannya.
Menurutnya, insiden polisi melindas pengemudi ojek online (ojol) dengan mobil rantis Brimbob saat aksi demonstrasi Kamis malam telah memicu tensi politik memanas.
“Kejadian tadi malam ini benar-benar membuat masyarakat, kemudian mahasiswa dan pelajar ini sedikit memanas," ujarnya.
Ia juga mengatakan sentimen negatif ini diperburuk oleh isu-isu lain yang sudah ada sebelumnya, seperti rencana pemberian tunjangan perumahan untuk anggota DPR dan kasus korupsi yang melibatkan mantan aktivis 98.
"Ini carut-marut ini yang membuat pasar sedikit apatis ya terhadap perpolitikan di Indonesia ini yang membuat rupiah kembali mengalami pelemahan cukup tajam," tegasnya.
Lebih lanjut, Ibrahim mengatakan insiden ini mengingatkan pada peristiwa 1998 dan berpotensi memicu gelombang demonstrasi yang lebih besar meski Kapolri sudah meminta maaf.
"Pemerintah pun juga harus berhati-hati ya walaupun Kapolri sudah meminta maaf ya secara terbuka ya terhadap ojek online ya, tapi harus diingat bahwa pemerintah harus tetap waspada bahwa unjuk rasa kemungkinan besar akan terus bergulir," pungkas Ibrahim.
Menjelang aksi demonstrasi lanjutan siang ini, Ibrahim memprediksi Rupiah akan merosot hingga 85 poin, mencapai Rp16.433 per Dolar AS pada penutupan sore ini.
BERITA TERKAIT: