Untuk mencapai target ambisius tersebut, perusahaan ini meluncurkan sejumlah inisiatif, mulai dari penerapan Join Gate, pembangunan Container Scanner, standarisasi operasi (Planning and Control), implementasi sistem TOS Nusantara, peningkatan kompetensi SDM, hingga optimalisasi aset.
“Kami akan terus berfokus pada peningkatan layanan, membuka layanan tambahan rute, serta digitalisasi sehingga pelabuhan semakin efisien,” kata Direktur Utama IPC TPK, Guna Mulyana dalam media briefing pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Adapun hingga Juli 2025, IPC TPK mencatat arus petikemas sebanyak 2,01 juta TEUs, naik 15 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Lonjakan ini dipicu oleh peningkatan ekspor kopi hingga 311 persen, impor animal food supplement dari Lampung yang naik 405 persen, ekspor karet 122 persen, serta kenaikan arus petikemas domestik Pontianak sebesar 24 persen.
Meski begitu, ekspansi rute pelayaran sempat menghadapi hambatan geopolitik global. Dalam tiga tahun terakhir, IPC TPK menambah 23 rute domestik dan internasional, termasuk ke China, Rusia, Oman, dan Papua Nugini.
Namun tren penambahan rute melambat dari 7 rute baru di 2022 dan 2023, turun jadi 6 rute pada 2024, dan hanya 3 rute baru di tahun ini.
Menurut Guna, perang Rusia-Ukraina, konflik di Timur Tengah, hingga serangan Houthi ke Tel Aviv membuat jalur pelayaran lebih panjang, ongkos angkut melonjak, dan eksportir menahan pengiriman.
"Memang (penambahan) rute itu dipengaruhi kondisi dari negara tujuan. Akibat geopolitik yang semakin luas, perusahaan-perusahaan pelayaran menghitung kembali rute-rute mana yang gemuk dan tidak," tandasnya.
BERITA TERKAIT: