Investasi ini dianggap sebagai "napas baru" bagi Intel yang sedang berjuang memperbaiki bisnisnya. Intel selama ini mencoba membangun bisnis produksi chip untuk pihak ketiga, namun proyek mahal tersebut belum berhasil.
CEO Intel yang baru, Lip-Bu Tan, kini memangkas ambisi lama perusahaan dan fokus merapikan keuangan setelah bertahun-tahun merugi. Pada 2024, Intel mencatat kerugian 18,8 miliar Dolar AS, kerugian pertama sejak 1986.
Dikutip dari
Reuters, Rabu 20 Agustus 2025, SoftBank membeli saham Intel dengan harga 23 Dolar AS per lembar dan menjadi pemegang saham terbesar keenam. Meski porsi kepemilikannya kecil (kurang dari 2 persen), investasi ini sangat strategis.
Intel saat ini kesulitan bersaing di pasar chip AI yang dikuasai Nvidia. Namun, pemerintah AS juga menaruh perhatian besar karena Intel merupakan satu-satunya produsen chip besar yang berbasis di Amerika.
Pasca pengumuman ini, saham Intel melonjak 5,6 persen, sementara saham SoftBank justru turun lebih dari 5 persen.
BERITA TERKAIT: