Melalui strategi pertumbuhan ganda (dual growth strategy), Pertamina menegaskan visi menjadi perusahaan yang mengedepankan ketahanan energi, ketersediaan, keberlanjutan, dan berdampak positif bagi negara dan masyarakat.
Corporate Secretary PT Pertamina (Persero), Arya Dwi Paramita, pada diskusi Energy & Mining Editor Society (E2S) bertema Retreat 2025: Collaboration to Advance the ESDM Sector, menyebut, melalui kontribusi selama tujuh dekade, sejak tahun 1950-an, Pertamina berkomitmen untuk menjadi perusahaan berkelanjutan yang menjaga ketahanan energi yang berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.
"Sekaligus, menggerakkan perekonomian nasional melalui dampak langsung maupun multiplier effect dari kegiatan pengelolaan energi dan tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL),” ungkapnya seperti dikutip redaksi, Senin, 11 Agustus 2025.
Arya menjelaskan, di sektor hulu, Pertamina mengelola 24 persen blok migas di dalam negeri, memenuhi 69 persen kebutuhan minyak nasional dan 37 persen kebutuhan gas.
Produksi migas melalui Subholding Upstream, Pertamina Hulu Energi (PHE), mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD), terdiri atas 557 ribu barel per hari (MBOPD) minyak dan 2.798 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas.
Di lini midstream, kilang Pertamina mampu memenuhi 70 persen kebutuhan BBM nasional, termasuk mandiri 100 persen dalam produksi diesel dan avtur.
Sementara di sektor distribusi, pasokan energi menjangkau hingga pelosok, dengan lebih dari 15 ribu titik penjualan BBM, 6.700 gerai Pertashop, 573 lokasi BBM Satu Harga di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), serta lebih dari 260 ribu pangkalan LPG dan program One Village One Outlet (OVOO) yang telah menjangkau 96 persen desa.
Pertamina juga menjadi kontributor besar bagi penerimaan negara. Pada 2024, kontribusi mencapai Rp401,74 triliun yang terdiri dari pajak sebesar Rp275,68 triliun, PNBP Rp116,70 triliun, serta penyerapan produk dalam negeri (PDN) sebesar Rp415 triliun.
“Keberadaan Pertamina dalam memastikan ketersediaan energi merupakan faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pertamina juga menjadi salah satu BUMN dengan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara, inilah kiprah kami dalam membangun dan memajukan Indonesia,” tambah Arya.
Menurutnya, penguatan bisnis akan terus dilakukan untuk mempercepat pencapaian target swasembada energi. Salah satunya melalui dukungan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai Kuasa Pemegang Saham Pemerintah di Pertamina.
“Dual growth strategy menjadi kunci bisnis Pertamina saat ini, untuk menjaga ketahanan energi dan keberlangsungannya. Kami terus berusaha meningkatkan pasokan energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini, dan pada saat bersamaan aktif mengembangkan energi masa depan yakni energi hijau,” tandasnya.
Selain itu, Pertamina mengedepankan penerapan environment, social, governance (ESG) dan mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan program-program yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
BERITA TERKAIT: