Lembaga yang berbasis di Singapura ini mengatakan pihaknya tidak pernah mengeluarkan pernyataan apapun yang meramalkan Indonesia akan kolaps seperti Sri Lanka.
Dalam keterangan resminya, AMRO menegaskan bahwa laporan Konsultasi Tahunan 2025 yang mereka rilis justru menyoroti fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, bukan meramalkan kehancuran.
"Kami ingin mengklarifikasi bahwa AMRO tidak membuat pernyataan semacam itu," tegas AMRO, dikutip Selasa 5 Agustus 2025.
AMRO menjelaskan, laporannya justru menyajikan analisis berbasis data terkait prospek makroekonomi Indonesia.
Dalam laporan tersebut, terdapat catatan rasio utang pemerintah terhadap PDB berpotensi naik hingga sekitar 42 persen pada 2029 jika tren fiskal saat ini berlanjut.
"Kami tidak memprediksi keruntuhan atau menyiratkan krisis yang akan datang," tambah pernyataan tersebut.
Angka tersebut, menurut AMRO masih jauh di bawah ambang batas aturan fiskal 60 persen dan di bawah rata-rata ASEAN.
"Sebaliknya, AMRO memuji otoritas yang menunjukkan kehati-hatian dan disiplin fiskal, dengan mencatat bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk memitigasi risiko peningkatan utang di tengah lingkungan eksternal yang menantang,"lanjut AMRO.
Lebih jauh, AMRO menegaskan bahwa outlook keberlanjutan utang jangka menengah Indonesia tetap kuat. Lembaga ini juga optimis bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia akan konsisten di atas 5 persen hingga tahun 2029.
"Kami menghimbau para pemangku kepentingan untuk merujuk langsung ke laporan resmi guna mendapatkan pemahaman yang akurat dan seimbang," tandasnya.
BERITA TERKAIT: