Produk Tekstil hingga Sawit RI Bebas Bea Masuk ke Eropa Usai IEU-CEPA Rampung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Senin, 04 Agustus 2025, 15:53 WIB
Produk Tekstil hingga Sawit RI Bebas Bea Masuk ke Eropa Usai IEU-CEPA Rampung
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono/RMOL
rmol news logo Produk ekspor unggulan Indonesia seperti tekstil, alas kaki, makanan olahan, hingga sawit dan turunannya dipastikan akan mendapat tarif 0 persen dalam kerangka Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menegaskan, kebijakan ini akan  berlaku pada tahap Entry Into Force (EIF) atau pemberlakuan perjanjian.

“Untuk apparel contohnya dapat zero tarif saat EIF. Begitu juga alas kaki, tekstil, makanan olahan, sawit dan turunannya, semua akan dapat Entry Into Force,” kata Djatmiko, di Jakarta pada Senin, 4 Agustus 2025.

Lebih jauh,  Djatmiko menjelaskan bahwa IEU-CEPA mencakup komitmen eliminasi tarif oleh kedua pihak, di mana 98 persen dari seluruh pos tarif dan 99 persen dari total nilai impor Indonesia ke Uni Eropa akan memperoleh preferensi.

"Kalau dari total nilai Uni Eropa impor dari Indonesia, sudah 100 persen kalau menurut saya ya, 99 persen seluruh ekspor Indonesia ke EU akan dapat preferensi. Ya cuma beda-beda saja waktunya, tapi hampir seluruhnya di EIF, ada yang di tahun ketiga, ada yang di tahun kelima ini masih berunding.,"terangnya.

Dalam konteks sawit, Djatmiko menekankan bahwa Uni Eropa sendiri sudah berkomitmen mengakui sawit Indonesia sebagai produk yang berkelanjutan (sustainable).

“Jadi EU berkomitmen terhadap sawit Indonesia. Pertama sudah mengakui bahwa sawit kita adalah sustainable sources, baik untuk energi, makanan, dan sebagainya. Pengakuan itu penting secara politik dan ekonomis,” kata Djatmiko.

Menurutnya, pengakuan keberlanjutan sawit Indonesia ini diatur secara resmi dalam protokol khusus di dalam perjanjian CEPA.

"Kita ingin ke depannya itu menjadi sesuatu yang benar-benar dilaksanakan ya oleh kedua belah pihak. Kita tetap berkomitmen juga memastikan bahwa sawit kita selalu sustainable," tegasnya.

"Kita inginnya sudah langsung semua aja di EIF begitu ya, Doakan saja, semua produk Indonesia akan mendapatkan kesempatan yang sama di awal-awal," tambahnya.

Dengan populasi Indonesia yang mencapai 285 juta jiwa dan Uni Eropa dengan lebih dari 400 juta penduduk, perjanjian ini diharapkan membuka akses pasar dan investasi yang lebih luas bagi kedua belah pihak.

Penyelesaian perundingan IEU-CEPA ditandai dengan penandatanganan dan pertukaran surat antara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Maroš Šef?ovi?, sebagai bentuk kesepakatan politik tingkat tinggi untuk mempercepat finalisasi perundingan. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA