Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief mengatakan, Posisi ini meningkat 0,21 poin dibandingkan April 2025, namun melambat 0,39 poin dibandingkan Mei 2024.
Terbitnya kebijakan pro industri serta sedikit meredanya perang dagang global telah memberikan dampak positif terhadap kondisi perekonomian global yang juga membawa pengaruh baik kepada iklim usaha industri di Indonesia.
Hal ini pun diikuti dengan mengalirnya investasi baru terutama investasi di sektor manufaktur.
"Kembalinya IKI bulan Mei 2025 pada laju ekspansi telah ditopang oleh 21 subsektor yang tercatat tumbuh positif dan menyumbang kontribusi sebesar 95,7 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada Triwulan I - 2025," ujar Febri Hendri Antoni Arief dalam Rilis IKI Mei 2025 di Jakarta, dikutip Jumat 30 Mei 2025.
Meningkatnya variabel permintaan telah menjadi angin segar setelah sebelumnya variabel pesanan berada dalam zona kontraksi.
"Kembalinya variabel pesanan ke zona ekspansi telah menjadi penopang kinerja industri di sisi permintaan, baik domestik maupun global, pada bulan Mei 2025 ini," ujar Febri.
Adapun subsektor yang memiliki nilai IKI tertinggi, yaitu industri alat angkutan lainnya (KBLI 30) dan industri pengolahan tembakau (KBLI 12). Sementara itu, dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) serta industri peralatan listrik (KBLI 27).
BERITA TERKAIT: