Hal tersebut dikatakan Airlangga yang tengah berada di Washington DC untuk melobi pejabat AS terkait tarif dari Presiden AS Donald Trump tersebut.
“Khusus pangan, kita memang melakukan impor gandum, kedelai, dan susu kedelai. Kita tidak akan mengganggu program swasembada dengan apa yang direncanakan dibeli dari Amerika Serikat,” katanya dalam konferensi pers melalui Zoom Meeting pada Jumat 18 April 2025.
Menurutnya, impor terhadap komoditas tersebut selama ini memang sudah dilakukan, tidak hanya dari Amerika Serikat, tetapi juga dari negara lain seperti Australia dan Ukraina. Karena itu, rencana tersebut, kata Airlangga bukan penambahan volume impor, melainkan pengalihan sumber impor.
“Nah, sehingga kita hanya melakukan pengalihan daripada impor bahan baku untuk pangan tersebut,” tuturnya.
Adapun rencana peningkatan impor pangan itu dilakukan sebagai strategi pemerintah mengurangi defisit perdagangan yang dialami AS dengan Indonesia.
Dengan meningkatkan impor dari AS, Indonesia berharap pemerintah AS dapat menurunkan tarif resiprokal sebesar 32 persen yang saat ini dikenakan terhadap produk-produk asal Indonesia.
BERITA TERKAIT: