Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup 58 sen lebih rendah atau 0,8 persen pada 71,04 Dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 11 sen per barel atau 0,2 persen, menjadi 68,26 Dolar AS.
OPEC+, yang terdiri dari negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya termasuk Rusia, memutuskan untuk meningkatkan produksi minyak mulai April 2025 sebesar 138.000 barel per hari, menandai peningkatan pertama sejak 2022.
Keputusan ini mengejutkan pasar dan dianggap lebih dipengaruhi oleh faktor politik, terutama terkait tekanan dari Presiden AS Donald Trump yang menyerukan penurunan harga minyak.
"Perubahan strategi OPEC terlihat seperti mereka lebih mengutamakan politik daripada harga," kata Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas di SEB.
AS resmi menerapkan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko, serta menggandakan tarif barang dari China menjadi 20 persen.
Langkah Amerika dibalas cepat oleh China dengan menaikkan tarif impor sebesar 10-15 persen untuk berbagai produk pertanian dan makanan dari AS, serta membatasi 25 perusahaan AS dalam ekspor dan investasi.
Situasi ini dinilai akan menekan aktivitas ekonomi dan permintaan energi, sehingga membebani harga minyak.
BERITA TERKAIT: