Upaya ini menyusul amanat Keputusan Menteri ESDM Nomor 24.K/2025 tentang Rencana Pengembangan SPKLU, agar stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik (EV) ini bisa lebih masif dan merata di Indonesia.
"Kami memproyeksikan (pembangunan) SPKLU sampai tahun 2030 sebanyak 62.918 (unit) di seluruh Indonesia," jelas Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Havidh Nazif.
Mengenai tipe teknologi SPKLU untuk lima tahun mendatang, Havidh mengatakan mayoritas atau 55 persen di antaranya merupakan Medium Charger dengan total 30.796 unit.
"Ada juga teknologi Fast Charger dan Ultra Fast Charger yang masing-masing berjumlah 19.538 unit (28 persen) dan 12.584 unit (17 persen)," terangnya dalam webinar Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM bertajuk "Coffee Morning: Rencana Pengembangan SPKLU Tahun 2025-2030", di Jakarta, Selasa 18 Februai 2025.
Di tahun ini, pembangunan infrastruktur SPKLU mencapai 5.810 stasiun, dengan rasio EV berbasis baterai (KBLBB) sebesar 98.764 unit.
Havidh berharap, jumlah ini dapat meningkat secara bertahap. Tahun 2026, diharapkan ada peningkatan 9.633 stasiun SPKLU dengan proyeksi KBLBB sebanyak 1163.764 unit.
Di 2027 diharakan sebanyak 14.339 stasiun dengan proyeksi KLBB sebanyak 243.764 unit.
Selanjutnya di 2028 dapat naik menjadi 26.251 stasiun SPKLU dengan proyeksi KLBB sebanyak 243.764 unit, dan seterusnya.
BERITA TERKAIT: