Laporan yang beredar di kalangan pelaku pasar menyebutkan, runtuhnya Indeks Wall Street di sesi perdagangan sebelumnya memaksa pelaku pasar di Asia jatuh dalam keraguan. Laporan lebih jauh menyebutkan, keruntuhan indeks Wall Street yang dilatari oleh rilis proyeksi kinerja perusahaan raksasa retail, Walmart yang lemah. Rilis tersebut kemudian dijadikan dalih kepanikan pelaku pasar hingga menghadirkan tekanan jual yang signifikan untuk merontokkan Indeks.
Namun pelaku pasar di Asia menilai tekanan jual yang terjadi di Wall Street sebagai berlebihan, hingga sesi perdagangan Asia hanya mengalami tekanan jual yang jauh lebih ringan. Di tengah minimnya sentimen regional yang berkembang, kinerja Indeks di Asia akhirnya hanya menghasilkan gerak moderat dan mixed.
Hingga sesi perdagangan akhir pekan, Jumat 21 Februari 2025 ditutup, Indeks ASX200 di bursa saham Australia terkoreksi moderat 0,32 persen di 8.296,2 setelah konsisten menjejak zona pelemahan terbatas disepanjang sesi. Kinerja positif mampu ditorehkan indeks Nikkei (Jepang) yang menutup sesi dengan naik moderat 0,28 persen di 38.784,0, serta Indeks KOSPI (Korea Selatan) yang berakhir flat alias naik sangat tipis 0,02 persen di 2.654,58.
Rangkaian kinerja lesu di Asia tersebut kemudian menghadirkan keraguan di bursa saham Indonesia. Pantauan menunjukkan, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berulangkali menjejak zona merah dan berulangkali pula mampu berbalik ke zona hijau di sepanjang sesi. Secara keseluruhan, baik gerak merah ataupun hijau IHSG terkesan konsisten di rentang terbatas.
IHSG kemudian menutup sesi akhir pekan ini dengan naik moderat 0,22 persen di 6.803,0 atau sekaligus menembus level psikologis nya di kisaran 6.800. Pantauan lebih rinci dari jalannya sesi perdagangan memperlihatkan, kinerja saham-saham unggulan yang cenderung mengalami tekanan jual meski dalam rentang yang lebih terbatas.
Sejumlah besar saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan menutup sesi dengan penurunan, seperti: BBRI, BMRI, BBNI, TLKM, ADRO, INDF, UNTR, ICBP, ISAT, PGAS, PTBA, JPFA dan UNVR. Sedang sejumlah kecil saham unggulan, seperti ASII, SMGR, CPIN dan ITMG terlihat masih mampu mengakhiri sesi dengan kenaikan.
Laporan lebih jauh dari jalannya sesi perdagangan di Jakarta memperlihatkan, pelaku pasar yang gagal mendapatkan suntikan sentimen positif yang signifikan. Laporan bahkan menyebutkan, investor yang perhatiannya kembali tertuju pada perkembangan sentimen minor dari pentas politik nasional. Laporan menunjukkan, aksi demonstrasi mahasiswa bertema Indonesia Gelap yang kembali berlanjut hari ini dengan melibatkan ribuan mahasiswa di Jakarta.
Sentimen minor domestik lain datang dari langkah Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK yang akhirnya menahan sekjend Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PDIP Hasto Kristiyanto. Langkah penahanan oleh KPK tersebut direspon keras PDIP dengan melarang sejumlah kader PDIP mengikuti retreat di Magelang.
Keseluruhan situasi politik nasional akhir nya semakin runcing. Dan pelaku pasar harus memberikan porsi perhatian yang memadai.
BERITA TERKAIT: