Direktur Utama BRI, Sunarso, menegaskan bahwa meskipun laba tahun ini kemungkinan tidak akan mencetak rekor seperti pada 2023 yang mencapai Rp60,4 triliun, perseroan tetap memiliki kapasitas untuk menjaga pertumbuhan keuangan yang sehat.
Ia menyinggung soal adanya sentimen pasar yang melakukan penjualan secara masif saham BBRI beberapa waktu belakangan ini.
"Kami tetap berusaha meskipun situasinya cukup menantang. Namun, saya yakin BRI memiliki kapasitas dan kualitas untuk mempertahankan tingkat perolehan laba. Meskipun sahamnya lagi dibuang-buang,” kata Sunarso dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di ICE BSD City, Kamis 30 Januari 2025.
Sebagai informasi, BRI sebelumnya mencetak laba bersih Rp60,4 triliun pada 2023, angka tersebut meningkat 17,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp51,40 triliun.
Sementara itu, hingga kuartal III 2024, BRI membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp45,36 triliun atau tumbuh 2,59 persen secara tahunan (yoy).
Selain membahas kinerja laba, dalam kesempatan itu Sunarso juga menyoroti rencana pembelian kembali (buyback) saham yang akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang.
“Buyback nanti kita usulkan di RUPS. Kita mau buyback sebanyak-banyaknya, nanti kita bagi ke media,” ungkapnya.
Di sisi lain, BRI juga telah membagikan dividen interim untuk Tahun Buku 2024 sebesar Rp135 per saham dengan total Rp20,46 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun lalu.
Dari jumlah tersebut, pemerintah sebagai pemegang 53,19 persen saham menerima Rp10,88 triliun, sedangkan pemegang saham publik yang memiliki 46,81 persen saham mendapatkan Rp9,45 triliun.
BERITA TERKAIT: