Seperti dikutip
Forbes, Kamis 30 Januari 2025, penurunan ini menjadi yang kedua secara berturut-turut setelah perusahaan mencatat rekor laba tertinggi pada 2022.
Pelemahan kinerja Tesla tercermin dalam laporan keuangan kuartal IV-2024, di mana perusahaan hanya meraup laba 2,3 miliar Dolar AS (Rp37 triliun), atau anjlok 71 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh insentif pajak besar-besaran yang diterima Tesla pada kuartal IV-2023. Insentif ini sempat mendongkrak laba perusahaan secara signifikan tahun lalu, sehingga membuat perbandingan dengan kuartal terbaru menjadi kontras.
Tak hanya itu, laba Tesla pada kuartal IV-2024 juga lebih rendah dari perkiraan pasar, sesuatu yang jarang terjadi bagi perusahaan otomotif listrik terbesar di dunia ini.
Meski menghadapi tekanan finansial, Tesla tetap optimistis terhadap prospek bisnisnya di tahun mendatang.
"Dengan kemajuan dalam bidang mobil otonom dan pengenalan produk-produk baru, kami mengharapkan bisnis kendaraan kembali tumbuh pada 2025," tulis Tesla dalam pernyataannya.
Sebagai strategi pemulihan, Tesla berencana meluncurkan model kendaraan listrik dengan harga lebih terjangkau pada 2025. Selain itu, perusahaan juga tengah bersiap untuk meluncurkan robotaxi terbaru yang dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun ini.
BERITA TERKAIT: