Mata uang Garuda itu menguat 2 poin atau tumbuh 0,1 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Tapi kebijakan Trump soal tarif masih akan memberatkan Rupiah ke depannya, ditambah sinyal- sinyal pelambatan ekonomi di berbagai negara seperti di China, Korea Selatan dan lain sebagainya.
Berdasarkan pantauan
RMOL, mayoritas mata uang Asia bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,09 persen, Baht Thailand tumbuh 0,05 persen, Yuan China melemah 0,20 persen dan Dolar Hong Kong menguat 0,03 persen.
Selanjutnya Dolar Singapura minus 0,04 persen, Peso Filipina dan Won Korea Selatan melemah 0,01 persen.
Di sisi lain mayoritas mata uang utama negara maju menguat. Euro Eropa dan Poundsterling Inggris menguat 0,02 persen, Franc Swiss menguat 0,10 persen, Dolar Australia menguat 0,02 persen. Sedangkan dolar Kanada melemah 0,06 persen.
BERITA TERKAIT: