Pernyataannya mendorong reli mata uang beberapa mitra dagang Amerika Serikat, bahkan ketika dia berjanji untuk menandatangani serangkaian perintah eksekutif pada hari pertama yang menggemakan sejumlah janji kampanyenya.
Trump tidak menyebutkan rencana tarif khusus dalam pidato pelantikannya, tetapi mengulangi niatnya untuk membuat External Revenue Service, sebuah badan baru untuk mengumpulkan "sejumlah besar" tarif, bea, dan pendapatan lainnya dari sumber-sumber asing.
Dalam pidato pertamanya sebagai presiden Amerika Serikat ke-47 yang berlangsung sekitar setengah jam, Trump mencantumkan serangkaian tindakan eksekutif yang ingin diambilnya segera, termasuk mendeklarasikan keadaan darurat nasional di perbatasan AS-Meksiko dan mengirim pasukan ke sana.
Padahal, pelaku pasar memperkirakan Trump akan mengumumkan tarif perdagangan melalui perintah eksekutif.
Dikutip dari
Reuters, indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, merosot 1 persen menjadi 108,26, pada perdagangan Senin 20 Januari 2025, atau Selasa WIB,
Indeks tersebut mencapai titik tertinggi dalam 26 bulan, pekan lalu, di 110,17.
Versus dolar Kanada, greenback anjlok 1,3 persen menjadi 1,4295.
Para trader terus mengantisipasi kebijakan Trump sejak musim kampanye. Kini, perhatian investor tertuju pada kebijakan yang diberlakukan Trump pada hari pertamanya menjabat.
Euro melesat 1,2 persen menjadi 1,0394 Dolar AS.
Dolar melemah 0,6 persen terhadap Yuan China menjadi 7,2790, setelah sebelumnya jatuh ke level terendah sejak pertengahan Desember.
Yen Jepang juga menguat, mendorong dolar turun 0,4 persen jadi 155,745.
BERITA TERKAIT: