Dikutip dari
Nikkei Asia, indeks acuan KOSPI naik sebanyak 0,84 persen sebelum turun 0,17 persen menjadi 2.490,32 pada pukul 10:50 pagi waktu Korsel atau 08.50 WIB.
Indeks tersebut telah memulihkan sebagian besar kerugian yang diderita Yoon yang gagal memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024.
Indeks Kosdaq yang sarat teknologi diperdagangkan pada 701,67 pada satu titik, naik 1,6 persen.
Sementara Won Korea Selatan melemah menjadi sekitar 1.436,80 terhadap dolar, turun 0,1 persen, masih di bawah level 1.400 sebelum kekacauan politik.
"Meskipun KOSPI mengalami tren naik setelah pemakzulan mantan Presiden Park Geun-hye pada tahun 2016, reaksi serupa mungkin tidak akan terjadi kali ini," kata Jo Jae-un, seorang ahli strategi kuantitatif di Daishin Securities.
“Sulit untuk mengatakan dengan pasti bahwa ‘ini akan pulih seperti sebelumnya’ karena lingkungan ekonomi kali ini berbeda karena perlambatan ekonomi global dan kemerosotan industri semikonduktor,” ujarnya.
Dia mengatakan KOSPI mencapai titik terendah di level 2.400 dan diperdagangkan pada rasio harga terhadap laba yang rendah sebesar 8,3, sehingga memberikannya “valuasi yang menarik.”
Menteri Keuangan Choi Sang-mok mengatakan bahwa pasar saham hampir pulih berkat langkah-langkah pemerintah dan bank sentral untuk menstabilkan pasar dan meningkatnya eksposur investor institusional.
"Imbal hasil obligasi pemerintah stabil, dan volatilitas mereda di pasar valas," katanya pada pertemuan darurat dengan pejabat dari bank sentral negara dan otoritas keuangan di pusat kota Seoul.
Ia mengatakan akan mendorong Program Peningkatan Nilai Perusahaan, yang dirancang untuk meningkatkan daya tarik pasar saham negara, dan melakukan upaya lain, agar negara tersebut dapat bergabung dengan jajaran pasar maju.
BERITA TERKAIT: