Angka tersebut menurun dibanding posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2024 lalu sebesar 151,2 miliar Dolar AS.
Bank Indonesia (BI) dalam pernyataannya pada Jumat 6 Desember 2024 mengatakan bahwa penurunan ini terjadi akibat pembayaran utang pemerintah.
“Perkembangan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah,”kata BI dalam keterangan resmi.
Meski demikian, BI memastikan bahwa cadangan devisa itu masih aman untuk membiayai lebih dari 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Posisi cadangan devisa juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," sambung BI.
BI juga menilai cadangan devisa masih mampu untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia.
Hal tersebut ditopang prospek ekspor yang dinilai tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi sehingga mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
“Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas BI.
BERITA TERKAIT: