Seperti dikutip dari
Associated Press pada Selasa 3 Desember 2024, laporan dari lembaga think tank, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mengatakan bahwa permintaan senjata meningkat tajam khususnya setelah perang di Ukraina dan krisis di Jalur Gaza meletus.
Dalam laporan tersebut, 100 perusahaan senjata teratas tercatat meraup pendapatan hingga 632 miliar Dolar AS atau sekitar Rp10 ribu triliun pada tahun lalu, dengan mayoritas dinikmati perusahaan di Amerika Serikat (AS) dan Israel.
“Dengan pecahnya perang di Gaza, pendapatan dari tiga perusahaan senjata asal Israel yang masuk daftar 100 perusahaan senjata teratas mencapai 13,6 miliar Dolar AS, angka tertinggi yang pernah dicatat perusahaan Israel," kata SIPRI dalam laporannya.
Sementara perusahaan AS dalam daftar tersebut meningkatkan penjualan sebesar 2,5 persen dengan total menjadi 317 miliar Dolar AS.
Selain itu, dua perusahaan senjata teratas Rusia juga mencatat pendapatan gabungan yang melonjak hingga 40 persen dari periode sebelumnya, dengan nilai sekitar 25,5 miliar Dolar AS.
“Hal ini disebabkan peningkatan pendapatan senjata sebesar 49 persen yang dicatat Rostec, perusahaan induk milik negara yang mengendalikan banyak produsen senjata,” kata laporan SIPRI.
Untuk diketahui sejak 2018, lima perusahaan teratas dunia di industri ini antara lain Lockheed Martin Corp, RTX, Northrop Grumman Corp, Boeing, dan General Dynamics Corp.
BERITA TERKAIT: