Dikutip dari
Reuters, Kamis 21 November 2024, minyak mentah Brent berjangka untuk Januari ditutup turun 50 sen atau 0,68 persen pada 72,81 Dolar AS. Minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk Desember berakhir pada hari Rabu dan ditutup turun 52 sen atau 0 75 persen pada 68,87 Dolar AS. Sementara kontrak WTI yang lebih aktif untuk Januari ditutup turun 49 sen atau 0,71 persen pada 68,75 Dolar AS.
Turunnya harga dipengaruhi stok minyak mentah dan bensin AS yang menurut data dari Badan Informasi Energi naik lebih dari yang diharapkan minggu lalu.
Hal ini juga turut dipengaruhi aktifnya kembali produksi penuh di ladang minyak Johan Sverdrup oleh Equinor Norwegia di Laut Utara setelah terjadi gangguan listrik.
"Permintaan yang lemah di importir minyak mentah terbesar di dunia terus berlanjut, dengan pengumuman stimulus Tiongkok gagal meningkatkan pertumbuhan permintaan minyak dalam waktu dekat," kata ahli strategi energi Macquarie dalam sebuah catatan.
Konflik antara Rusia dan Ukraina serta kekhawatiran seputar gangguan pasokan minyak di masa mendatang juga membantu menjaga harga tetap rendah.
"Risiko terhadap pasokan ini jelas menjaga dukungan di sini dan mengimbangi kekhawatiran seputar prospek permintaan global," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
Ukraina menembakkan serangkaian rudal jelajah Storm Shadow milik Inggris ke Rusia pada hari Rabu, senjata Barat terbaru yang diizinkan untuk digunakan terhadap sasaran-sasaran Rusia sehari setelah negara itu menembakkan rudal ATACMS milik AS.
"Hal ini telah mengembalikan risiko geopolitik ke pasar," kata analis energi StoneX Alex Hodes dalam sebuah catatan.
BERITA TERKAIT: