Dikutip dari
Reuters, harga minyak berjangka Brent naik 1,98 Dolar AS, atau 2,7 persen menjadi 75,08 Dolar AS per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,98 Dolar AS atau 2,85 persen menjadi 71,47 Dolar AS.
Ini berbalik dengan laporan Minggu lalu, di mana harga minyak Brent turun sekitar 4 persen, sementara harga minyak mentah WTI turun sekitar 3 persen.
Pada Minggu 3 November 2024, OPEC+ mengatakan akan memperpanjang pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) untuk satu bulan lagi pada bulan Desember, dengan peningkatan yang sudah tertunda sejak Oktober karena turunnya harga dan lemahnya permintaan.
"Perpanjangan hingga kuartal keempat tahun 2024 menimbulkan keraguan atas komitmen grup (atau sarana) untuk mengembalikan pasokan sama sekali pada tahun 2025," kata Walt Chancellor, seorang ahli strategi energi di Macquarie.
"Pengumuman tersebut dapat meredakan beberapa kekhawatiran akan perang harga OPEC+ yang baru," katanya.
Sementara itu, CEO perusahaan energi Italia Eni mengatakan bahwa pemotongan pasokan minyak OPEC+ dan upaya terbaru untuk menghentikannya telah meningkatkan volatilitas di pasar energi dan menghambat investasi dalam produksi baru.
Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi sikap investor yang masih menunggu hasil pemilihan presiden AS yang akan digelar hari ini waktu setempat.
BERITA TERKAIT: