Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Apple Obral Diskon, Berani Terima Tantangan IHSG?

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Selasa, 06 Agustus 2024, 10:01 WIB
Apple Obral Diskon, Berani Terima Tantangan IHSG?
Foto ilustrasi (Businessinsider.com)
rmol news logo Pesimisme yang sedang menjalar di pasar global seakan semakin muram di pekan ini. Setelah bursa saham Asia runtuh tajam, gerak murung masih berlanjut hingga sesi perdagangan awal pekan di Wall Street. Pantauan menunjukkan seluruh indeks Wall Street yang kembali hancur dalam membuka sesi pekan ini, Senin 5 Agustus 2024. Pelaku pasar terlihat masih agresif melakukan tekanan jual.

Laporan terkait menyebutkan, investor yang semakin menuding lambannya bank Sentral AS, The Fed, dalam menurunkan suku bunga sebagai biang remuknya data perekonomian terkini. Kini, tudingan investor bahkan mengarah lebih jauh, yaitu menuntut The Fed segera memberikan penjelasan lebih rinci meski mungkin penurunan suku bunga tetap dilakukan September mendatang.

Hingga sesi perdagangan ditutup beberapa jam lalu, Indeks DJIA terjun 2,6 persen dengan menjejak posisi 38.703,27. Sementara indeks S&P500 runtuh 3 persen di 5.186,33 dan indeks Nasdaq yang kembali ambruk 3,43 persen setelah berakhir di 16.200,08. Rangkaian gerak turun muram Wall Street kali ini sekaligus mengkonfirmasi crash yang terjadi di bursa saham Jepang di sesi sebelumnya, di mana indeks Nikkei terbabat 12,4 persen.

Kabar sedikit positif datang dari sesi perdagangan after hours, di mana seluruh indeks Wall Street terpantau mampu rebound meski dalam taraf yang tak terlalu tajam. Pantauan lebih jauh menunjukkan saham saham teknologi yang kembali menjalani hari sial kali ini.

Tiga saham teknologi terkemuka yang sedang dalam sorotan investor terlihat runtuh hingga menjadi motor penurunan Wall Street. Saham Intel kembali hancur setelah terpangkas 6,4 persen, disusul kemudian saham NVIDIA Corp yang ambruk 6,4 persen, dan yang agak mengejutkan saham Apple yang rontok 4,8 persen. Rontoknya saham Apple kali ini diwarnai kabar langkah investor terkemuka Warren Buffett yang menjual kepemilikannya di saham perusahaan pabrikan iPhone tersebut.

Keruntuhan saham Apple seakan menjadi gelaran obral diskon di sesi perdagangan yang sedang nahas. Dan bursa saham Asia serta Indonesia harus bersiap menerima tantangan kali ini.

Sementara laporan terkini dari sesi perdagangan di Asia menunjukkan, pelaku pasar yang terlihat mencoba berbalik melakukan aksi akumulasi usai keruntuhan tragis di sesi perdagangan kemarin. Pelaku pasar di Asia terlihat mencoba memanfaatkan rebound indeks Wall Street di sesi perdagangan after hours, untuk mengikis keruntuhan indeks yang terlalu ekstrim di sesi sebelumnya.

Hingga ulasan ini disunting, indeks Nikkei di bursa saham Jepang melonjak tajam 7,32 persen di 33.761,33, sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) terangkat 3,51 persen 2.527,29, dan indeks ASX 200 (Australia) turun tipis 0,07 persen di 7.644,1. Dengan mulai beranjak nya indeks di bursa saham utama Asia di zona hijau ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta bisa diharapkan berbalik menguat di sesi perdagangan Selasa 6 Agustus 2024.

Pantauan juga menyebutkan, tidak ada sentimen domestik dari agenda rilis data perekonomian terkini. Investor di Jakarta dengan demikian sangat menggantungkan sesi perdagangan hari ini dari sentimen global. IHSG diyakini mampu untuk melakukan gerak rebound teknikal, terlebih sentimen rilis data pertumbuhan PDB kuartal kedua yang dilakukan kemarin belum sempat mendapat porsi perhatian yang memadai. Namun berapa kisaran rebound teknikal yang akan mampu dibukukan IHSG akan menjadi tantangan tersendiri.

Rupiah Bersiap Melonjak?

Beralih ke pasar uang, gerak melemah Indeks Dolar AS terlihat masih berlanjut di sesi awal pekan kemarin, meski pelemahan yang terjadi sudah mulai terbatas, sejumlah mata uang utama terlihat mampu melanjutkan gerak penguatan signifikan. Pantauan tim riset RMOL menunjukkan, nilai tukar Euro yang bahkan sempat menembus level psikologis penting nya di kisaran 1,1008 pada Senin malam waktu Indonesia Barat.

Namun gerak menguat Euro kemudian terkikis hingga sesi pagi Ini di Asia. Tinjauan teknikal terkini dari tim riset RMOL juga memperlihatkan, tren penguatan Euro yang sangat solid, di mana hal Ini mengindikasikan peluang besar untuk melanjutkan gerak penguatan hingga beberapa hari ke depan. Situasi ini sekaligus mengindikasikan peluang bagi Rupiah untuk mampu melanjutkan gerak positifnya setelah pada sesi perdagangan kemarin terganggu oleh sentimen kepanikan pasar global. Rupiah bahkan secara teknikal diyakini mampu menundukkan Dolar AS hingga di bawah kisaran Rp16.100.

Sentimen domestik dari rilis data pertumbuhan PDB kemarin, dinilai masih bisa diandalkan Rupiah untuk kembali menapak penguatan. Tinjauan teknikal terkini memperlihatkan tren penguatan Rupiah yang masih bertahan namun mulai rentan untuk berakhir dan memasuki fase konsolidasi. Gerak menguat Rupiah hari ini, oleh karenanya, menjadi pertaruhan penting secara teknikal untuk setidaknya mempertahankan tren penguatan.rmol news logo article
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA