Angka tersebut tumbuh sebesar 7,8 persen secara tahunan (yoy), dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari capaian Mei 2024 lalu sebesar 7,6 persen yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyebut perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,0 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 7,7 persen (yoy).
Selain itu, pertumbuhan M2 juga dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih, atau nilai total semua aset yang dimiliki oleh entitas negara.
"Penyaluran kredit pada Juni 2024 tumbuh sebesar 11,5 persen (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,4 persen (yoy)," kata Erwin dalam keterangan resmi, Senin (22/4).
Sementara tagihan bersih kepada pemerintah pusat tumbuh sebesar 14,0 persen (yoy), setelah sempat tumbuh sebesar 22,7 persen pada Mei 2024.
BERITA TERKAIT: