Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (24/6) bahwa pencapaian itu sudah lebih dari yang ditargetkan.
Indikator tersebut termasuk tingkat inflasi inti yang pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 1,77 persen year-on-year (yoy), masih dalam kisaran target 2,5 plus minus 1 persen.
Menurutnya, hal itu berkat implementasi kebijakan moneter yang tepat serta kolaborasi yang baik antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
"Indikator volatilitas nilai tukar rupiah juga masih terpantau lebih rendah daripada target di angka 5,5 persen year-to-date (ytd) sebagai hasil dari berbagai upaya intervensi moneter, penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dan kenaikan BI rate," kata Perry, dikutip Selasa (25/6).
"Demikian juga untuk kecukupan cadangan devisa, realisasinya 6,2 bulan impor, lebih tinggi dari targetnya 5 bulan impor dan kami memandang ini masih lebih dari cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah," lanjutnya.
Terkait pertumbuhan kredit, pencapaian indikator tersebut melebihi target yakni 12,4 persen dari target 10 plus minus 1 persen karena adanya insentif likuiditas dari BI kepada perbankan untuk menyalurkan kredit pada sektor-sektor prioritas.
BERITA TERKAIT: