PT PII sendiri telah berkomitmen untuk mengurangi penjaminan terhadap infrastruktur yang tidak ramah lingkungan di masa depan, guna mendorong climate financing dan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs).
Hal tersebut disampaikan Direktur Bisnis PT PII, Andre Permana, dalam media gathering di Bogor, Jawa Barat pada Kamis (30/5).
“Kita akan melihat memang dari sisi kebijakan, kelihatannya fokus untuk mengedepankan pembangkit listrik seperti ini akan diminimalkan," kata Andre kepada wartawan.
Dalam kesempatan tersebut Andre merinci proyek PLTU batu bara yang masih dibiayai PII, di antaranya proyek PLTU Batang, Jawa Tengah dengan jaminan pendanaan Rp67 triliun dan PLTU Timor 1 senilai Rp3,7 triliun.
"Benar dari portofolio penjaminan PT PII ada menjamin 1 proyek PLTU, dan itu proyek pertama kami sejak 2010, berlokasi di Batang, Jawa Tengah. Ini satu proyek jadi prioritas saat itu oleh pemerintah," kata Andre.
Namun, direktur PII itu mengklaim pihaknya telah mengevaluasi proyek PLTU batu bara tersebut, dengan menggunakan teknologi mutakhir untuk bisa menekan jumlah emisi yang dikeluarkan.
"Bagaimana proyek ini pakai teknologi mutakhir saat itu, artinya secara emisi diminimalkan dampaknya. Sejauh ini masih bisa dimonitor bagaimana impact-nya terhadap lingkungan sekitar, dan masih pada batas-batas yang sustainable," tutup Andre.
BERITA TERKAIT: