Hal tersebut dikatakan Ekonom Utama ADB, Arief Ramayandi dalam pemaparannya di acara Asian Development Outlook 2024 Discussion di Perpustakaan Nasional, Jakarta pada Kamis (16/5).
"Pertumbuhan ekonomi di Asia akan cenderung relatif kuat di kisaran 5,0 persen, yang didorong oleh permintaan domestik, konsumsi yang kuat," tutur Arief.
Meski demikian, Arief menjelaskan bahwa external demand atau permintaan ekspor masih akan melemah karena konflik global, di antaranya konflik Timur Tengah, suku bunga Amerika Serikat (AS) yang tinggi, ekonomi China yang melesu, hingga faktor cuaca ekstrem.
"Hampir semua negara Asia Pasifik ekspor masih negatif," tambah Arief.
Namun, untuk beberapa negara seperti Korea Selatan, Singapura, China dilaporkan mengalami pertumbuhan ekspor di tahun ini.
"Korsel, Singapur, China positif, karena mereka produsen teknologi besar, mereka mengalami perbaikan di semikonduktor tahun ini," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: