Airlangga menilai prediksi tersebut tidak sepenuhnya negatif karena sejumlah lembaga internasional justru menaikkan outlook Indonesia.
"OECD dan yang lain, itu lebih tinggi dari yang lalu, jadi upgrade sebetulnya. OECD dari di bawah 4,9 sekarang memasukkan 4,9 persen (proyeksi ekonomi RI)," ujar Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta pada Selasa 30 September 2025.
Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan berbagai program untuk menjaga momentum pertumbuhan, termasuk penempatan dana Rp200 triliun ke sektor perbankan. Langkah itu diharapkan mampu menggerakkan sektor riil.
Selain itu, belanja kementerian dan lembaga akan dievaluasi oleh Menteri Keuangan dengan persetujuan Presiden agar anggaran yang belum terserap bisa dialihkan ke program lain.
"Jadi tentu dengan berbagai program pemerintah yang sudah digelontorkan, termasuk kemarin juga mendorong Rp200 triliun ke perbankan, ini diharapkan sektor bergerak, kemudian juga kita melihat spending pemerintah dari kementerian dan lembaga," kata Airlangga.
Airlangga menambahkan, upaya mendorong konsumsi masyarakat juga sudah disiapkan melalui paket khusus akhir tahun.
"Salah satu belanja pemerintah, dua kita sudah punya paket termasuk paket Nataru, termasuk diskon tiket pesawat, PPN di tanggung pemerintah, diskon jalan tol, diskon kapal, diskon kereta api, kemudian Harbolnas, jadi itu kita dorong juga konsumsi masyarakat," sambungnya.
BERITA TERKAIT: