“Bahkan, sebelum puasa harga cengkeh sempat Rp126 ribu per kg,” kata salah seorang petani cengkeh Sabang, Rouzatul Jannah dikutip
Kantor Berita RMOLAceh, Jumat (29/3).
Rouzatul mengatakan, kenaikan harga ini disambut gembira oleh para petani cengkeh di Sabang.
"Alhamdulillah, tahun ini harga cengkeh naik drastis. Tahun lalu harganya anjlok, Petani banyak yang mengeluh karena harga cengkeh tidak sebanding dengan biaya produksi," sebut Rouzatul.
Menurut Rouzatul, kenaikan harga cengkeh ini sangat membantu ekonomi masyarakat Sabang, terutama di tengah bulan Ramadan.
“Tahun ini berasa kali masyarakat karena ada cengkeh. Apalagi ini puncak puasa,” ungkapnya.
Berkah dari kenaikan harga cengkeh tidak hanya dirasakan oleh petani dan pemilik kebun, melainkan para warga yang ikut menjadi buruh pemetik cengkeh juga kecipratan rezeki.
“Alhamdulillah, tahun ini orang ada cengkeh. Walaupun yang gak punya kebun cengkeh, tapi tukang metik aja ada harga karena cengkeh lagi mahal. Kebantu masyarakat," ujar Rouzatul.
Dia berharap harga cengkeh selalu stabil dan menguntungkan petani. Sehingga ekonomi masyarakat di Sabang dapat terus terbantu.
"Warga yang tidak bertani juga terbantu, seperti saat memetik cengkeh nanti, petani membayar mereka. Jadi, semua merasakan manfaatnya," ungkapnya lagi.
Rouzatul menyebutkan, cengkeh merupakan komoditi unggulan di Sabang. Sebagian petani di pulau tersebut menjadikan cengkeh sebagai tanaman unggulan.
“Selain sebagai rempah pengharum dalam masakan, cengkeh juga sering digunakan untuk obat-obatan,” pungkas dia.
BERITA TERKAIT: