Dari ribuan kategori pengaduan itu, masalah belanja online sampai paylater hingga isi saldo menjadi yang paling banyak dilaporkan tahun lalu.
"Sepanjang 2023, Ditjen PKTN (Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga) melayani 7.707 laporan konsumen yang meliputi 6.018 pengaduan konsumen, 1.274 pertanyaan, dan 415 informasi. Sebanyak 7.704 laporan pengaduan (99 persen)berhasil selesai," kata Direktur Jenderal PKTN, Moga Simatupang, dikutip Kamis (11/1).
Adapun persentase layanan pengaduan konsumen terkait transaksi melalui sistem perdagangan elektronik atau niaga-elektronika masih yang tertinggi, yaitu 7.019 layanan atau 91 persen dari jumlah layanan konsumen yang masuk selama 2023.
Dalam laporannya, Kemendag merinci pengaduan transaksi melalui niaga-elektronik terdiri dari permasalahan isi ulang saldo, sistem pembayaran pada paylater dan kartu kredit, pengembalian dana (refund), pembelian barang yang tidak sesuai dengan perjanjian atau rusak, serta barang tidak diterima konsumen.
Pengaduan juga termasuk penipuan dan penggunaan aplikasi platform atau media sosial yang tidak berfungsi.
Pengaduan konsumen terbesar lainnya adalah sektor transportasi dengan masalah terkait pembelian, permintaan pengembalian dana, dan penjadwalan ulang (reschedule) pada tiket pesawat dan kereta api, serta penyewaan mobil.
Sementara itu, pada sektor elektronik atau kendaraan bermotor, pengaduan konsumen lebih banyak mengenai barang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, barang mengalami kerusakan,dan klaim garansi ke pusat layanan (service center).
BERITA TERKAIT: