HSBC dalam laporan terbarunya mengatakan, selama dua tahun terakhir, China mengimpor durian senilai 6 miliar dolar AS, yang mencakup 91 persen dari permintaan global.
“Melawan tren global, permintaan durian melonjak 400 persen tahun-ke-tahun yang disebabkan oleh kegilaan di China,” menurut laporan yang dirilis oleh bank tersebut pada Senin, seperti dikutip dari
CNBC, Kamis (14/9).
Di China, konsumen tidak hanya melihat durian sebagai buah, namun juga sebagai hadiah yang menunjukkan status kekayaan si pemberi. Selain itu, sudah menjadi hal yang lumrah di China untuk memasukkan buah ini sebagai bagian dari hadiah adat kepada teman dan kerabat saat pertunangan.
Lonjakan permintaan durian di China sendiri dimulai pada awal tahun 2017. Namun, menurut data HSBC, peningkatan permintaan tersebut baru meningkat pada akhir tahun 2022.
Para pedagang China menjual durian dengan harga lebih dari 10 dolar AS per kilo, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata sekitar 6 dolar AS per kilo di negara-negara Asia Tenggara.
Dan pemasok utama lonjakan permintaan ini terletak di ASEAN, yang menyumbang 90 persen ekspor durian dunia pada 2022.
Thailand sendiri menyumbang 99 persen dari total ekspor durian di 10 negara blok Asia Tenggara yang terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
“Apakah durian akan menjadi karet baru? Mungkin suatu hari nanti, memberi durian kepada ibu mertua akan menjadi tradisi dunia. Hanya waktu yang akan menjawabnya,” kata Ekonom HSBC ASEAN Aris Dacanay.
Lonjakan permintaan durian juga membawa peluang bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya, tidak hanya Thailand, kata ekonom tersebut.
“Pasar di China begitu besar sehingga ada banyak ruang bagi negara-negara ASEAN lainnya untuk ikut serta dan bersaing – semacam durian,” tulis Dacanay.
Kesepakatan perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang mencakup blok ASEAN selain China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru, memungkinkan para peserta memiliki akses yang lebih bebas dan setara ke pasar Tiongkok, menurut laporan tersebut.
“Ada peluang di sana, pasar durian masih semakin besar seiring dengan semangat negara-negara lain di ASEAN untuk bersaing melawan dominasi Thailand atas Raja Buah-buahan,” kata Dacanay.
BERITA TERKAIT: