Ketua Harian DPP Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Marthin Hdiwinata menyampaikan, konferensi itu digelar setiap tahun bersama perusahaan dan lembaga internasional.
“Mereka berkumpul untuk mendorong berbagai macam agenda eksploitasi terhadap laut seperti Ekonomi Biru, Revolusi Biru, Pertumbuhan Biru, atau dalam istilah lain finansialisasi dan privatisasi lautan," ujar Marthin Hadiwinata, dalam keterangan persnya, Jumat (26/10).
Lebih lanjut Marthin menjelaskan, tahun ini konferensi OOC diselenggarakan di Bali, tanpa keterlibatan sepenuhnya gerakan nelayan tradisional skala kecil.
Bagi dia, konferensi OOC mendorong solusi palsu kepada masyarakat sebutlah agenda Karbon Biru, dan Kawasan Konservasi Laut yang secara nyata telah meminggirkan nelayan tradisional skala-kecil dan rakyat di pesisir dan pulau-pulau kecil.
"Bayangkan saja perikanan berbasis hak kepemilikan yang telah banyak didorong dan diterapkan di kebijakan perikanan dunia telah melanggar hak asasi manusia," terangnya.
Ditambah lagi industri ekstraktif dan privatisasi pesisir dan pulau kecil akan menghancurkan ekosistem yang mereka bergantung, finansialisasi pengelolaan limbah cair dan padat serta privatisasi pengelolaan air memperburuk kedua masalah tersebut.
"Lebih jauh lagi, perempuan dan pemuda nelayan adalah menerima dampak beban berganda sebagai kelompok marjinal di komunitas dan dampak dari berbagai solusi palsu tersebut," ujarnya.
Atas situasi itu, Marthin menerangkan, perwakilan dari nelayan tradisional dan rakyat di pesisir dan pulau-pulau kecil bersama-sama organisasi masyarakat yang bekerja di kampung-kampung pesisir dan pulau kecil memutuskan untuk mengadakan acara Rembug Rakyat Laut 2018.
"Untuk memulai narasi sejati pengelolaan kelautan. Sementara pemerintah akan melakukan banyak perjanjian keuangan dengan terus menghancurkan lautan dan para nelayannya," ujarnya.
Penyelenggara Rembug Laut itu adalah sejumlah organisasi sipil seperti Bina Desa, IGJ, IHCS, KNTI, KRuHA dan Solidaritas Perempuan.
Rembug Rakyat Laut akan dilaksanakan secara partisipatif dan akan menghasilkan Deklarasi Rakyat Laut 2018 sebagai hasil pertemuan tersebut.
"Pemerintah dan korporasi perampas sumber daya laut mengatakan our ocean our legacy atau laut kita adalah warisan kita, tetapi kita mengatakan rakyat laut, adalah sumber daya kita bersama," pungkas Marthin.
[wid]
BERITA TERKAIT: