Pembangunan hunian di Stasiun Bogor ini melibatÂkan BUMN PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) dan PT Waskita Karya ReÂalty (WKR), yang merupakan anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Menteri BUMN Rini SoeÂmarno mengatakan, kebutuÂhan masyarakat akan hunian yang mudah dijangkau saat ini semakin tinggi. Selain itu, seiring dengan kebijakan peÂmerintah dalam hal percepatan pembangunan program satu juta rumah dan juga menguÂrangi angka backlog perumaÂhan, BUMN ikut mengambil peran untuk memberikan duÂkungan secara nyata terhadap program tersebut.
"Konsep TOD di Stasiun Bogor sudah ada sejak 1,5 tahun yang lalu. Sayangnya proyek ini urung dilaksanakan karena masalah perizinan. Perijinannya sudah 1,5 tahun, enggak sabar juga Pak Bima (Walikota Bogor)," kata Rini dalam acara Penandatanganan nota kesepahaman sinergi TOD di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (11/9).
Dalam kerjasama ini, PT KAI dan PT WKR mengemÂbangkan kawasan di atas lahan seluas 66.492 meter persegi, dengan konsep Tower CamÂpuran 1.500 unit hunian meÂnengah di Stasiun Bogor. 500 unitnya diperuntukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Stasiun Paledang yang menjadi satu kawasan TOD Bogor.
TOD Stasiun Bogor akan mulai dibangun pada awal Oktober 2017. PT WKR telah menetapkan pada 5 Oktober dilakukan groundbreaking untuk proyek tersebut. "Ya kita harapkan dalam 24 bulan selesai," kata Rini.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk M Choliq berharap, sebelum Oktober 2019 pihaknya telah menyeÂlesaikan pembangunan TOD Stasiun Bogor.
"Kita sudah bicara dengan Pak Wali Kota Bogor akan segera melakukan groundbreaking dan kami berharap sebelum Oktober 2019 bisa diresmikan secara sempurna," katanya.
Pengembangan kawasan hunian untuk masyarakat berÂpenghasilan rendah (MBR) serta komersial ini berdiri di atas lahan KAI dan terinteÂgrasi dengan Stasiun Bogor dan Stasiun Paledang dengan hak guna kepemilikan rusuÂnami berjangka waktu hingga 50 tahun.
Direktur Operasi Waskita Karya Bambang Rianto menÂjelaskan, nantinya konsep TOD tersebut akan berbentuk vertikal alias apartemen untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Namun, kaÂwasan tersebut juga akan diÂlengkapi kawasan komersial, akan dibangun apartemen kelas menengah dan pusat perbelanjaan.
"Konsep TOD kita ini di dalamnya ada komersial area dan kemudian ada apartemen dan ada untuk ke MBR," ujarnya.
Sementara 30 persen hunian akan dibangun khusus untuk MBR. Sisanya 60 persen hingÂga 70 persen untuk komersial atau kalangan menengah. "Tapi di dalamnya ada komerÂsial area kaya untuk belanja," tegas Bambang. ***
BERITA TERKAIT: