Perhatian para investor saat ini tertuju pada pasar komoditas, terutama perak dunia yang kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Di pasar saham regional, kondisi bursa tampak terpecah.
Korea Selatan menjadi pemimpin penguatan dengan indeks Kospi yang melonjak signifikan sebesar 1,50 persen ke level 4.191,75. Sebaliknya, bursa Jepang justru melemah, dengan indeks Nikkei 225 turun 0,34 persen ke posisi 50.576,27.
Sementara itu, bursa Australia ASX 200 bergerak stagnan cenderung melemah tipis sebesar 0,18 persen di level 8.747,10.
Untuk pasar domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak fluktuatif namun cenderung melemah mendekati level 8.500.
Sentimen negatif ini terlihat dari pergerakan EIDO (ETF saham Indonesia di bursa New York) yang turun tipis ke angka 18,47 Dolar AS. Secara teknikal, IHSG saat ini sedang berada dalam fase kritis yang berpotensi memasuki tren menurun (bearish).
Para analis mengingatkan bahwa dalam dua hari terakhir perdagangan tahun ini, volume transaksi biasanya akan menipis. Kondisi pasar yang sepi ini dapat memicu gejolak harga yang tinggi (volatilitas).
Meski ada risiko penurunan menuju batas bawah (support) di level 8.450, terdapat secercah harapan untuk terjadi pembalikan harga ke arah menguat (rebound), mengingat posisi IHSG saat ini secara teknis sudah jenuh jual (oversold).
BERITA TERKAIT: