"Pertama, pengembangan rasa memiliki (ownership) dan komitmen. Lalu yang kedua, pengembangan kapasitas. Ketiga, enabling environment (memungkinkan lingkungan). Keempat, penyusunan kerangka kerja dan jaringan komunikasi," urai Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono saat acara Konferensi Dunia Karbon Biru di Jakarta Convention Center, Jumat (8/9).
Strategi kelima, lanjutnya, terkait kebijakan satu data Gas Rumah Kaca (GRK). Kemudian strategi keenam, penyusunan kebijakan, rencana dan program (KRP) intervensi.
Sedangkan untuk poin tujuh hingga sembilan difokuskan terhadap pengaplikasian NDC. Mulai dari penyusunan pedoman implementasi NDC, mengimplementasikannya, sekaligus pemantauan dan review.
"Implementasi NDC memerlukan komitmen tidak hanya pemerintah tetapi juga Non Parties Stakeholders (NPS). Mencakup provinsi, kabupaten kota, dunia usaha, dan masyarakat sipil lainnya," jelasnya.
Melalui agenda Indonesia Climate Forum and Expo (ICFE) 2017 ke-7 ini diharapkan dapat mendorong kesadaran dan aksi masyarakat terhadap adaptasi perubahan iklim.
ICFE 2017 bertema 'Youth & Sustainable Lifestyle' yang diselenggarakan oleh KLHK, akan berlangsung tanggal 7-10 September 2017.
Acara ini merupakan bagian dari upaya sekaligus medium komunikasi implementasi NDC Indonesia dalam Paris Agreement 2015 serta forum penguatan bagi delegasi Indonesia pada Conference of Parties (COP) ke-23 di Bonn – Jerman, 6 - 17 November 2017 mendatang.
"Seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan upaya mendorong dan membangun peran serta dan partisipasi masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan rendah emisi di tanah air. Khususnya generasi muda sebagai Agent of Climate Development sejalan dengan tema kegiatan," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: