Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan Senegal, Thierno Alassane Sall, dalam pertemuannya dengan Dubes RI di Dakar, Mansyur Pangeran, di kantor Kementerian Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan Senegal, Kamis lalu (16/3).
Sekretaris Kedua Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI di Dakar, Dimas Prihadi, menjelaskan, kunjungan kerja Dubes bertujuan menggarap kemungkinan kerjasama dan promosi potensi masing-masing negara di bidang pengadaan dan pengolahan sumber-sumber energi. Dalam pertemuan itu, Menteri Alassane Sall melihat Indonesia sebagai negara yang sudah berpengalaman dalam penggunaan teknologi eksplorasi minyak bumi di offshore dan pengolahan gas LNG.
Menteri Alassane Sall juga menyampaikan kepada Dubes Mansyur, bahwa Senegal masih menghadapi kendala dalam hal distribusi energi karena instalasi jalur distribusi listrik yang ada saat ini sudah cukup tua. Senegal sangat memerlukan investasi dari mitra-mitra asing dan negara-negara sahabat untuk memperbaharui instalasi jalur distribusi listriknya. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan energinya, Senegal telah merencanakan untuk mengembangkan energi solar dan angin yang realisasinya akan dimulai tahun 2018.
Di samping itu, Senegal belum lama ini juga berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi di wilayah utara yang diperkirakan mencapai 500 juta barel. Eksplorasi terhadap cadangan minyak dan gas bumi tersebut saat ini sedang dilakukan bersama perusahaan dari Skotlandia dan baru akan beroperasi pada 2021. Produksi minyak Senegal saat ini mencapai 100 ribu barel per hari.
Menteri Alassane Sall mengharapkan Indonesia dapat bekerjasama dengan Senegal di sektor migas seperti pembuatan anjungan minyak lepas pantai. Dalam kaitan ini, Menteri Alassane Sall mengharapkan kerjasama dilakukan melalui perusahaan negara. Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Pertamina dan Senegal oleh Petrosen.
Menanggapi usulan kerja sama tersebut, Dubes Mansyur Pangeran menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar, antara lain, energi panas bumi, mini/micro-hydro, Biomass, energi surya, energi angin dan energi nuklir.
Terkait pembangunan anjungan minyak, Dubes Mansyur Pangeran mengusulkan kerjasama antara Petrosen dengan PT. PAL Indonesia, Pertamina dan perusahaan-perusahaan BUMN dan swasta nasional yang bergerak di bidang energi.
Sebagai tindak lanjutnya, Menteri Alassane Sall akan membicarakan usulan kerja sama tersebut secara lebih detail dengan Dirjen Petrosen.
[ald]
BERITA TERKAIT: