"Saya merasa pekerjaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sia-sia. GaÂram sudah cantik, bagus denÂgan pemberian geo isolator tapi tidak membantu harga garam dasar di tingkat petani," ungkap Susi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR di Senayan, Jakarta, kemarin.
Pemilik maskapai Susi Air ini menduga ada kepentingan bisÂnis yang sangat kuat sehingga importir dapat mengimpor garam dalam jumlah besar.
Susi yakin, jatuhnya harga garam di tingkat petani karena maraknya garam impor. KondiÂsi tersebut juga telah membuat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PTGaram tidak berdaya. "Mereka sulit bersaing sehingga tidak mampu menjual hasil produksinya," imbuhnya.
Susi meminta DPR memÂbantu menyelesaikan masalah itu. Salah satunya dengan mendorong penegakan huÂkum aturan yang melarang impor saat petani panen. "KaÂmi ingin Komisi IV dan VI mendorong supaya tidak ada impor saat masyarakat panen. Dan mengusulkan agar jangan sampai masuk impor garam konsumsi," pintanya.
Dia menuturkan, KementeÂrian Perdagangan (Kemendag) harus diminta berperan untuk mendukung produksi garam di dalam negeri, khususnya garam konsumsi. "Harus ada kebersaÂmaan dari Kemendag bahwa ini impor selesai. Jangan samÂpai koordinasi ini sia-sia sebab kepentingan bisnis segelintir importir sangat besar di sini," tegasnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron juga meÂnyayangkan banyak masuknya garam impor.
Herman mengungkapkan, pihaknya mendapatkan laporan ada 45 ribu ton garam masuk ke di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat.
"Ini seharusnya tidak terjadi, karena di daerah Cirebon dan Indramayu merupakan petani garam terbesar di Jawa dan sekarang harga garam juga sedang anjlok," kecam HerÂman. ***
BERITA TERKAIT: