Menurut anggota Komisi VII DPR Kurtubi, akusisi tersebut akan sangat menguntungkan karena dibeli ketika harga saham sedang jatuh.
"Bagus itu. Saat ini memang waktu yang tepat untuk melakukan ekspansi dengan membeli perusahaan minyak yang mempunyai lapangan minyak (onshore), karena bisa dilakukan dengan biaya sangat murah. Jangan lupa, ke depan harga minyak pasti akan kembali naik,†kata dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/9).
Kurtubi menjelaskan, kemampuan Pertamina, seharusnya memang diarahkan untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Dan hal itu bisa dilakukan, melalui investasi ekspansi Pertamina di luar negeri. Terutama, untuk mencari sumber-sumber lapangan minyak yang sudah berproduksi sehingga bisa memperkuat persediaan minyak mentah dalam negeri.
Aksi korporasi Pertamina yang mengakuisisi 24,5 persen M&P dirasa Kurtubi memang sebaiknya dilakukan. Terlebih, karena produksi lapangan minyak di dalam negeri saat ini sedangn anjlok. "Saya setuju dengan upaya Pertamina. Karena Pertamina memang perlu mencari kompensasi back up minyak mentah yang diolah di dalam negeri melalui kepemilikan di lapangan-lapangan minyak di luar negeri,†kata dia.
Kondisi M&P saat ini memang sangat baik. Salah satunya, karena mayoritas onshore aset dengan biaya produksi yang rendah dan masa lisensi yang masih lama berakhir. Selain itu, M&P memiliki portfolio aset produksi migas yang menarik, yakni 2P reserve 327 mmboe, 70% nya minyak. Selain memiliki aset produksi dengan cash flow yang positif di Gabon, Tanzania, dan Nigeria, M&P juga memiliki kontrol operatorship di Gabon dan Tanzania. Dan, yang juga menjadi catatan positif, M&P juga memiliki upside dari blok eksplorasi di Kanada, Kolombia, Namimbia dan Myanmar.
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) juga mendukung aksi korporasi Pertamina dalam mengakuisisi M&P. Ketua FSPPB Noviardi menjelaskan, direksi tentu sudah melakukan kajian matang sebelum melakukan akuisisi. Terlebih, karena prospek yang luar biasa dari M&P dan juga karena pembelian dilakukan ketika harga sedang jatuh.
"FSPPB tidak asal mendukung, karena kami juga sering mengkritisi Pertamina. Namun untuk saat ini, kami melihat bahwa langkah Pertamina dalam mengakuisisi M&P sudah sangat tepat,†kata dia.
Noviardi menambahkan bahwa pembelian ladang minyak harus dilihat sebagai investasi ke depan. Dengan mengakusisi pada saat harga rendah, Noviardi yakin bahwa Pertamina akan mendapatkan manfaat besar, mengingat ke depan harga minyak pasti akan membaik.
Untuk itu tidak tepat, jika ada pihak lain yang mengatakan upaya Pertamina tersebut justru akan membuat Pertamina rugi. Apalagi, neraca keuangan yang dijadikan dasar adalah neraca keuangan dua tahun lalu, yang kondisinya sudah berbeda dibandingkan saat ini. "Harus diingat bahwa saat ini M&P tidak memiliki masalah dengan kondisi keuangan,†kata Noviardi.
[sam]
BERITA TERKAIT: