Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai instansi vocal point bidang penanaman modal siap memfasilitasi perusahaan Indonesia menanamkan modalnya di luar negeri.
Kepala BKPM, Franky Sibarani menyampaikan, untuk kawasan ASEAN investasi perusahaan Indonesia banyak dilakukan di Vietnam. Dia memperkirakan nilai investasi Indonesia ke Vietnam mencapai sekitar 500 juta dolar AS dan secara akumulasi termasuk periode sebelum lima tahun terakhir, diperkirakan mencapai 2 Miliar dolar AS.
"Oleh karena itu, saat pertemuan bilateral dengan PM Vietnam di sela-sela mengikuti KTT ASEAN, Presiden Jokowi menyampaikan harapannya investasi pengusaha Indonesia ke Vietnam meningkat dan mendapat dukungan pemerintah Vietnam. Hal ini sejalan upaya pemerintah memanfaatkan peluang diberlakukannya MEA, mendorong perusahaan Indonesia, baik swasta dan BUMN berkiprah di tingkat regional maupun global. Selain tetap menarik inward investment, menjadikan Indonesia sebagai basis produksi," kata Franky dalam keterangan resminya hari ini (Senin, 23/11).
Franky, yang mendampingi Presiden Joko Widodo mengikuti KTT ASEAN 21-22 November di Kuala Lumpur, menambahkan, BKPM akan memanfaatkan kantor perwakilannya di luar negeri membantu mempertemukan perusahaan Indonesia dengan mitranya di luar negeri.
Dia mencontohkan Kantor Perwakilan BKPM di Sydney membantu memfasilitasi investasi yang dilakukan oleh Japfa Comfeed (Santori) membeli peternakan Sapi di Australia sebesar 35 juta dolar AS. BKPM pekan lalu juga memfasilitasi penandatanganan Nota kesepahaman antara Blackmores dan PT Kalbe Farma Tbk di sela-sela kunjungan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia di Indonesia.
"Fasilitasi juga dilakukan oleh kantor perwakilan BKPM lainnya, baik dari Singapura yang meng-cover ASEAN termasuk investasi yang dilakukan perusahaan Indonesia di Vietnam, Sydney, Jepang, Seoul, New York, London, Taipei dan Abu Dhabi," terangnya.
Dari data yang dimiliki oleh BKPM tercatat terdapat 31 perusahaan Indonesia yang telah menanamkan modalnya di Vietnam, dengan berbagai sektor mulai semen, obat-obatan, properti, packaging, cat, makanan, industri kimia, freight forwarding, dan sektor-sektor lainnya. Salah satunya adalah investasi dari Semen Indonesia di Vietnam.
"Dari 31 perusahaan tersebut, mayoritas swastas nasional yang sudah dikenal oleh masyarakat, demikian halnya dengan PT Semen Indonesia Tbk, salah satu produsen terbesar di ASEAN," paparnya.
Menurut Franky, sebagai negara dengan pendapatan per kapita di atas 3.500 dolar AS, bahkan pendapatan per kapita di beberapa kota seperti Jakarta dan Surabaya berada di atas level 9 ribu dolar AS berada di atas pendapatan per kapita Vietnam, Filipina, Laos, Kamboja dan Myanmar.
"Demikian halnya dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, beberapa di antaranya memiliki kemampuan untuk melakukan ekspansi dan menjadi pemain di tingkat kawasan regional, bahkan beberapa BUMN seperti Pertamina dan Semen Indonesia sudah go international," pungkasnya
.[wid]
BERITA TERKAIT: