Keterangan tersebut disampaikan Administrasi Energi Nasional dan China Huaneng Group, Rabu (6/12).
Proyek tersebut, yang berlokasi di Provinsi Shandong, China, memiliki hak kekayaan intelektual yang sepenuhnya independen, dikembangkan bersama oleh China Huaneng Group, Universitas Tsinghua, dan China National Nuclear Corporation.
"HTGR adalah jenis reaktor canggih yang menampilkan teknologi tenaga nuklir generasi keempat, dan merupakan arah utama pengembangan tenaga nuklir," kata Zhang Zuoyi, kepala perancang program utama pembangkit listrik tenaga nuklir HTGR dan dekan energi nuklir dan teknologi energi baru institut Universitas Tsinghua, seperti dimuat
Xinhua.Dengan keselamatan sebagai karakteristik utama, reaktor dapat mempertahankan kondisi aman dan terhindar dari kebocoran atau kebocoran bahan radioaktif.
"Kemampuan ini dipertahankan bahkan ketika kapasitas pendinginan benar-benar hilang, tanpa tindakan intervensi apa pun," kata Zhang.
Lebih dari 500 perusahaan yang bergerak di bidang desain dan pengembangan, konstruksi teknik, manufaktur peralatan, produksi dan operasi berpartisipasi dalam proyek ini.
"Tingkat lokalisasi peralatan pembangkit listrik tenaga nuklir mencapai lebih dari 90 persen," kata Zhang Yanxu, penanggung jawab proyek tersebut.
"Pengoperasian komersial pembangkit listrik tenaga nuklir sangat penting dalam meningkatkan keselamatan, serta kemampuan ilmiah, teknologi dan inovasi pengembangan tenaga nuklir China," katanya.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir Shidaowan HTGR dimulai pada bulan Desember 2012, dan menghasilkan listrik untuk pertama kalinya pada bulan Desember 2021.
BERITA TERKAIT: