NASA memang tengah mengembangkan model AI untuk memprediksi badai matahari dahsyat yang terjadi di masa depan. Melalui prediksi dan peringatan dini, fenomena besar yang berpotensi menghancurkan wilayah tertentu akan bisa terdeteksi, dikutip dari
Science Alert, Sabtu (14/10).
Data yang jadi bahan prediksi NASA didapat dari sejumlah satelit, seperti ACE, WIND, IMP-8, dan Geotail. Data tersebut akan diolah dan dikembangkan untuk mengetahui secara presisi kapan badai matahari terjadi dan dampak yang ditimbulkan.
Para ilmuwan melatih model pembelajaran yang dinamakan DAGGER ini. Berbeda dengan algoritma prediktif lainnya, model ini memiliki peningkatan kecepatan.
Tim peneliti mengungkapkan bisa memprediksi tingkat keparahan dan arah peristiwa kurang dari satu detik. Setiap menitnya, DAGGER disebut bisa membuat prediksi.
Sejumlah fenomena badai matahari memang berdampak besar terhadap wilayah di Bumi. Misalnya 35 tahun lalu, wilayah Quebec tidak bisa teraliri listrik selama berjam-jam.
Kerusakan besar juga terjadi pada peristiwa Carrington 150 tahun lalu. Saat itu infrastruktur listrik dan komunikasi rusak parah akibat badai.
Sebelumnya, algoritma umum butuh waktu yang cukup lama untuk bisa memprediksi atau bahkan memberi peringatan saat badai matahari akan menghantam Bumi.
BERITA TERKAIT: