Namun, sejak hari ini Rabu (29/9), Sheriff Tiraspol akan banyak diingat publik dan masuk dalam sejarah Liga Champions. Sebagai tim kurcaci yang mampu mempecundangi klub raksasa Real Madrid di kandang lawan.
Ya, Rabu dinihari tadi, Sheriff mempecundangi Madrid dengan skor 2-1 di Stadion Santiago Bernabeu. Sekaligus membawa klub yang sudah berjuang sejak fase kualifikasi 1 ini meraih hasil sempurna dalam 2 laga fase grup Liga Champions musim ini.
Kemenangan Sheriff ini jelas sangat sensasional. Bagaimana tidak, Madrid yang penuh diisi pemain bintang berharga mahal mampu ditundukkan tim yang harga pemainnya tak lebih mahal dari satu pemain Los Blancos.
Menurut data
Transfermarkt, dana yang telah digelontorkan Madrid untuk mendapatkan satu pemain masih jauh lebih besar dari pengeluaran Sheriff untuk memperkuat pasukannya selama 25 tahun.
Total, seluruh penggawa yang dimiliki Sheriff saat ini bernilai 13,6 juta dolar AS. Bandingkan dengan Los Blancos yang total skuatnya mencapai 872 juta dolar AS. Perbandingan yang sangat jomplang.
Tapi itu tak membuat Sheriff jeri. Justru Madrid yang dibikin malu oleh tim debutan Liga Champions ini.
"Saya pikir ini bukan raihan terakhir kami," ujar pelatih Yuriy Vernydub menjelang laga perdana Sheriff di fase grup Liga Champions beberapa waktu lalu.
TransnistriaFC Sheriff Tiraspol merupakan salah satu tim peserta Divizia Nationala, kasta tertinggi di Liga Moldova. Namun sejatinya, mereka bukan berasal dari Moldova.
Nama Tiraspol yang menempel di nama klub ini tak lain adalah nama ibukota dari Transnistria. Yaitu sebuah wilayah yang telah memisahkan diri dari Moldova sejak 1990, menyusul keruntuhan Uni Soviet.
Namun, hingga saat ini Transnistria belum diakui sebagai sebuah negara berdaulat. Padahal, Transnistria sudah memiliki bendera sendiri, dengan gambar palu arit di sudut kiri atas bendera. Termasuk sudah menggunakan mata uang sendiri dalam aktivitas ekonomi mereka.
Akibat belum diakui sebagai sebuah negara, Transnistria pun antara ada dan tiada. Wilayahnya yang mencapai 1.000 meter persegi itu bukan lagi bagian negara manapun. Namun juga belum memiliki hak sebagai sebuah negara.
Hal tersebut itu menjadikan mata uang negara itu tidak berlaku di luar wilayahnya. Begitu pula dengan paspornya yang tidak diterima di negara mana pun.
Sejauh ini PBB masih menganggap Transnistria sebagai bagian dari Moldova. Hanya tiga negara (Abkhazia, Republik Artskah, dan Ossetia Selatan) yang telah mengakui Transnistria sebagai negara merdeka. Repotnya, tiga negara itu pun masih diakui secara terbatas oleh dunia.
Kini nama Transnistria rasanya bakal lebih dikenal dunia, seiring performa sensasional Sheriff Tiraspol di Liga Champions.
Meski perjalanan mereka masih sangat jauh, namun mampu meraih 2 kemenangan dalam 2 laga pertama mereka di babak utama Liga Champions sudah membuka mata dunia, ada klub bernama Sheriff Tiraspol di Eropa.
Kisah Cinderella seperti yang dialami klub Siprus, APOEL Nicosia, yang berhasil melaju ke perempatfinal Liga Champions 2012 bukan mustahil akan terulang.
BERITA TERKAIT: