"Ibarat pepatah "tidak akan ada asap tanpa api"," kata mantan Menpora era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Roy Suryo kepada
RMOL, Jumat 14 Februari 2025.
Sebab, kata Roy, kalau hanya muncul di satu atau pun dua kota saja, graffiti "Adili Jokowi" mungkin hanya akibat kelakuan Jokowi yang tidak seberapa.
"Namun ini terjadi secara masif di banyak kota besar Indonesia," kata Roy.
Roy menerangkan, graffiti "Adili Jokowi" bertebaran di Solo, Yogyakarta, Medan, Malang, Jakarta, hingga Surabaya.
"Artinya banyak pihak yang menjadi korban Mulyono sebagaimana desain kaos yang laris manis saat ini di berbagai lapak e-commerce (Shopee, Tokopedia, Lazada). Ini fakta bukan hoaks," kata Roy.
Di sisi lain, sambung Roy, mulai muncul juga upaya pembelokkan fakta terhadap seruan graffiti "Adili Jokowi".
Salah satunya keluar dari mulut Jokowi sendiri saat diwawancara -secara eksklusif- oleh Najwa Shihab melalui YouTube Mata Najwa.
Jokowi mengatakan secara khusus di menit ke-11 sampai 12'30" atau sekitar 90 detik bahwa aksi sosial tersebut hanyalah ekspresi kalah pilpres dan belum
move on.
"Sungguh sebuah jawaban yang sangat kerdil, kalau tidak ingin meminjam istilah khas Rocky Gerung: "dungu". Karena malah ditarik-tarik ke soal pilpres," pungkas Roy.
BERITA TERKAIT: