Mengutip laporan
NHK, tabrakan terjadi saat Japan Airlines mendarat di landasan C, di mana pesawat penjaga pantai juga tengah bergerak di landasan tersebut.
Pesawat Japan Airlines bergerak cepat di sepanjang landasan sehingga memicu ledakan dan kobaran api muncul pada bagian bawah pesawat.
Rekaman
NHK menunjukkan api muncul dari dekat mesin pesawat dan petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api.
"Sekitar 70 truk pemadam kebakaran dikerahkan setelah insiden tersebut, yang terjadi pada pukul 17.47, pesawat tersebut hampir seluruhnya dilalap api pada pukul 18.30," bunyi tayangan video tersebut.
Tabrakan itu mengakibatkan lima orang dari enam awak pesawat penjaga pantai meninggal dunia dan kaptennya menderita luka parah.
Sementara itu, 367 penumpang dan 12 awak yang dibawa Japan Airlines semuanya dapat dievakuasi dengan selamat tanpa cedera.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.
Seorang analis penerbangan, Yoshitomo Aoki mengaku belum pernah mendengar berita tabrakan sebesar ini di bandara Jepang.
Sebab, setiap pesawat, dilengkapi dengan kendali lalu lintas udara yang dirancang untuk mencegah kecelakaan.
"Pengawas lalu lintas udara di bandara mengeluarkan instruksi yang benar dan pilot mengikutinya," kata Aoki.
Setelah insiden tabrakan, semua landasan pacu Haneda ditutup sekitar pukul 6 sore waktu setempat.
Penerbangan dialihkan ke bandara di seluruh negeri, termasuk Bandara Narita di Prefektur Chiba, Bandara Chubu Centrair dekat Nagoya dan Bandara Kansai di Prefektur Osaka, menurut aplikasi Flightradar24.
Insiden ini terjadi pada salah satu periode perjalanan tersibuk tahun ini, dengan jutaan orang Jepang bepergian dan kembali ke kampung halaman mereka untuk liburan Tahun Baru.
Haneda adalah bandara tersibuk di Jepang, melayani hampir 90 juta. Bandara ini merupakan hub bagi Japan Airlines, All Nippon Airways dan beberapa maskapai penerbangan kecil.
BERITA TERKAIT: