Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad mengamati, manuver PSI mengangkat Kaesang sebagai ketum tidak terlepas dari kepentingan elektoral Pemilu 2024.
Pasalnya, dia mencatat PSI tidak mendapat suara yang cukup pada Pemilu 2019, alias tidak lolos
Parliamentary Threshold (PT) 4 persen, sehingga tidak mendapat kursi di parlemen.
Menurutnya, perekrutan Kaesang bagian dari strategi politik untuk mencapai target lolos parlemen pada Pemilu 2024.
"Saya kira PSI memanfaatkan jaringan politik pengaruh keluarga Presiden Jokowi," ujar Nyarwi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (28/9).
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu bahkan meyakini, Kaesang didaulat menjadi Ketum PSI untuk memastikan pemuda dapat dicomot, baik untuk menjadi kontestan maupun basis pemilih.
"Jadi ini menjadi ruang-ruang baru ya, bagi para kiprah politisi muda untuk berkiprah di sana," demikian Nyarwi menambahkan.
BERITA TERKAIT: