Karo SDM Polda Aceh, Kombes Fajar Budiyanto menyampaikan, selain makam Syiah Kuala, pihaknya juga merevitalisasi Masjid Baiturrahim merupakan peninggalan Kesultanan Aceh. Masjid ini didirikan sekitar abad ke-17 dengan sebutan Masjid Jami’ Ulee Lheue.
“Ketika bencana tsunami itu terjadi, masjid ini tetap kokoh berdiri di tengah hamparan puing bangunan sekitarnya yang telah hancur. Hanya sebagian kecil bagian bangunan yang mengalami kerusakan akibat bencana tersebut,” kata Kombes Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (19/6).
Revitalisasi situs agama dan budaya ini, kata Fajar, merupakan harapan Polri bahwa moderasi beragama diperlukan sebagai solusi, agar dapat menjadi kunci penting untuk menciptakan kehidupan yang rukun, harmoni, damai, serta keseimbangan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, bernegara maupun dalam beragama.
Selain itu, sambung Fajar, revitalisasi situs budaya dan agama diperlukan agar tidak mengalami degradasi atau penurunan kualitas, potensi, fisik, maupun nilai keindahan, yang disebabkan oleh berbagai penyebab kerusakan
“Karena itulah pada Hari Bhayangkara ke-77 tahun 2023 Biro SDM Polda Aceh melakukan renovasi terhadap makam Syiah Kuala dan Masjid Baiturrahim dengan cara melakukan revitalisasi sehingga akan membentuk keindahan dan kenyamanan yang dapat membangun ekosistem wisata, membantu serta mendukung UMKM agar dapat meningkatkan perekonomian rakyat,” pungkas Kombes Fajar.
BERITA TERKAIT: