Yang membuat heboh adalah pernyataan Luhut yang heran bahwa ada perusahaan sawit dengan luas mencapai 500 ribu hektare, tapi kantor pusatnya berada di luar negeri. Menurutnya, hal itu tidak bisa dibiarkan karena pajak dari perusahaan tersebut akan lari juga ke luar negeri.
Managing Director, Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menilai bahwa pernyataan Luhut itu memang terdengar patriotik.
Padahal, publik seharusnya bertanya-tanya, mengapa Luhur baru tahu tentang hal itu.
“Terdengar sangat patriotik. Namun publik kaget, kok baru tahu ada perusahaan sawit berkantor pusat di luar negeri?†ujarnya lewat akun Twitter pribadi, Jumat (27/5).
Anthony lantas mempertanyakan konsistensi Luhut dengan ucapannya itu. Khususnya tentang keberadaan kantor perusahaan besar di sektor lain yang masih berada di luar negeri.
“Bagaimana sektor lainnya: perusahaan tambang asal China, atau Elon Musk, apa harus minta mereka juga pindah kantor pusat ke Indonesia?†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: