Maka kami berbelok ke arah Mathura sebab seingat saya Mathura adalah tanah kelahiran Sri Kresna. Ternyata ingatan saya tidak keliru. Akhirnya tanpa direncanakan, kami sempat berkunjung ke tanah kelahiran Sri Kresna.
Sapta Puri
Kota Mathura merupakan satu di antara tujuh Sapta Puri, tujuh Kota Suci agama Hindu. Di kota Mathura terdapat Kawasan Kuil Krishna Janmasthan sebagai yang diyakini oleh umat Hindu sebagai tempat kelahiran Sri Kresna.
Mathura adalah Ibu Kota kerajaan Surasena yang dikuasai oleh Kansa, paman Sri Kresna dari dinasti Yaduvanshi Chandravanshi. Ibu Kresna adalah Devaki dan ayah Kresna adalah Vasudeva.
Kakak Kresna adalah Balarama yang di pewayangan dikenal sebagai Baladewa. Adik Kresna adalah Subadra yang menikah dengan Arjuna secara kawin lari dengan menggunakan aji Halimun akibat semula tidak disetujui oleh Baladewa yang akhirnya setuju akibat tidak berani melawan kesaktian adiknya, Kresna yang mengancam dengan senjata pamungkas Cakra.
Sebagai seorang
playboy yang rupawan dan penuh pesona apabila meniup seruling, wajar apabila Sri Kresna versi India menikah dengan segerombolan perempuan terdiri dari Radha, Rukmini, Satyabhama, Kalindi, Jambawati, Nagnajit, Mitravinda, Bhadra, Lakshmi dan 16.000 perempuan lainnya.
Menurut legenda Hinduisme, pada masa kanak-kanak dan remaja, Sri Kresna tampil sebagai penggembala sapi yang jahil suka mengganggu siapa pun yang bisa diganggu.
Sri Kresna memiliki berbagai nama julukan antara lain
Mohan alias pemesona perempuan,
Govinda alias
cowboy versi India,
Keev alias prankster,
Gopala alias pelindung sapi dan yang paling keren adalah Jagannatha penjaga jagad.
Kemudian di depan nama Kresna kerap ditambahkan gelar
Sri.
Kresna berulang kali akan dibunuh oleh pamannya Kansa yang takut atas kesaktian Kresna dan akhirnya Kansa justru dibunuh oleh Kresna yang kemudian menobatkan ayah Kamsa, Agrisena menjadi raja menggantikan Kansa. Kresna sendiri kemudian bersama bangsa Yadayas mendirikan kerajaan Dwaraka.
Menurut versi Mahabharata, Sri Kresna mendampingi Pandawa mulai dari Hastinapura sampai mendirikan Indraprasta kemudian berperang melawan Kurawa di Kurusetra sebagai legenda mashur Bharatayudha.
Sri Kresna dilarang oleh para dewa ikut bertempur di
Bharatayudha sebab apabila Sri Kresna turun ke Kurusetra maka tidak ada manusia maupun dewa mampu melawan kesaktian Sri Kresna apalagi jika sudah ber-Triwikrama tiada lawan di jagad raya.
Maka di Bharatayudha, Sri Kresna “hanya†berperan sebagai konsulan perang yang berpihak ke Pandawa serta kusir Arjuna ketika berhadapan dengan Karna.
Bhagavad GitaSri Kresna memaparkan kearifan
Bhagavad Gita demi meyakinkan Arjuna yang semula ragu berhadapan dengan Kurawa yang nota bene adalah sesama keluarga besar Bharata sehingga akhirnya Arjuna memaksakan diri untuk turun ke Kurusetra melawan 100 Kurawa termasuk Dorna, Sengkuni, dan Bisma Dewabrata.
Sri Kresna tak segan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan maka licik menyuruh Bima membunuh seekor gajah bernama Aswatama demi melumpuhkan semangat perang Sri Begawan Dorna akibat menduga yang mati terbunuh Bima adalah putra tunggalnya yang bernama Aswatama.
Tanpa dukungan Sri Kresna mustahil Pandawa mampu mengalahkan Kurawa yang didukung oleh Begawan Dorna, Sengkuni dan terutama Bisma Dewabrata yang mustahil dikalahkan oleh siapapun kecuali Srikandi atas arahan Sri Kresna.
Juga yang mengarahkan Drestajumena memenggal kepala Dorna adalah Sri Kresna yang tahu bahwa Drestajumena adalah titisan Ekalaya yang mati akibat dicurangi Dorna yang membela Arjuna yang telah dipecundangi oleh Ekalaya.
Wayang PurwaDi Indonesia, Mathura menginspirasi nama pulau Madura. Di dalam legenda Wayang Purwa, Kresna merupakan sosok tokoh titisan dewa keras kepala serta egosentrik, maka tak segan menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan yang dianggap benar oleh dirinya sendiri.
Sebenarnya Kresna masih memiliki seorang saudara bernama Baladewa yang relatif lebih berperan di Wayang Purwa ketimbang di Mahabharata di mana Baladewa bernama Balarama. Tentang Baladewa, saya akan menulis naskah lain.
BERITA TERKAIT: