Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bencana Besar Bioskop Turin 1983, Puluhan Orang Tewas Terjebak Dan Terbakar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 13 Februari 2021, 06:37 WIB
Bencana Besar Bioskop Turin 1983, Puluhan Orang Tewas Terjebak Dan Terbakar
Kota Turin/Net
rmol news logo Api berkobar  di teater tengah Bioskop Turin yang sedang menayangkan film Prancis 'La Capra' malam itu, 13 Februari 1983. Bioskop itu terletak di pusat Turin, pusat otomotif Italia di dekat perbatasan Prancis dan Swiss.  Ratusan penonton yang kebanyakan anak-anak muda tak pernah menyadari bahwa kesenangan mereka hari itu harus dibayar mahal dengan nyawa.

Mereka yang memenuhi bioskop kebanyakan mengenakan kostum unik dan riasan wajah beraneka rupa untuk Festival Karnaval pra-paskah. Terdiri dari anak-anak  berusia 7 tahun hingga orang dewasa berusia 55 tahun.

Film diputar beberapa menit ketika beberapa orang menyadari ada kilatan api yang muncul tiba-tiba di dalam teater.

Seketika semua terhenyak. Kisah 'La Capra' buyar ditelan kepanikan. Beberapa orang beranjak turun dari kursinya saat yang lain belum menyadari apa yang terjadi. Api begitu cepat menyebar. Orang-orang berhamburan mencari pintu keluar, daling dorong dan tarik hingga terinjak-injak. Di ujung lorong mereka terhenyak, pintu macet tidak bisa dibuka.

Mereka menggedor, menjerit, selama bermenit-menit, dan orang yang berada di dekat pintu semakin terhimpit dan mati lemas sebelum api menyentuh tubuhnya.

Sebanyak 64 orang tewas terbakar dan puluhan lainnya luka-luka serius, ketika api menjalar menjilati seluruh isi gedung teater yang malam itu menampung lebih dari 400 orang menurut keterangan dari pemeriksaan polisi.

Polisi mengatakan kebakaran mungkin disebabkan oleh korsleting. Manajer bioskop, Raimondo Capello, mengatakan api menjalar lewat tirai tua sebelum melahap habis semuanya.

Kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 18.30.  Capello menceritakan ia dan beberapa asisten mencoba memadamkannya dengan alat pemadam kebakaran, tetapi tidak memungkinkan, seperti dikutip dari Torino

Pejabat pemadam kebakaran mengatakan api dengan cepat menyebar di kursi kayu teater dengan penutup plastik di auditorium utama, menciptakan asap yang mengepul ke balkon.

Petugas pemadam kebakaran mengatakan semua korban mengalami sesak napas.

Kantor berita Italia ANSA mengutip para saksi mata yang mengatakan banyak orang di balkon pada awalnya bergegas ke tangga menuju ke lantai dasar, tetapi berbalik karena asap. Mereka kemudian mencoba melarikan diri melalui tiga pintu keluar balkon.

Tidak jelas apakah pintu-pintu itu terkunci atau tidak bisa dibuka karena desakan kerumunan. Namun, saksi mata mengatakan beberapa dari 10 pintu keluar di lantai utama macet dan ada yang terkunci, sehingga harus dibobol.

Petugas mengatakan, ketika beberapa pintu keluar berhasil dibobol, mereka segera membantu mengevakuasi sebanyak mungkin orang. Yang berada di lantai utama dapat melarikan diri melalui pintu keluar lantai dasar dan berhasil lolos.

Sebanyak 20 mayat ditemukan di kamar mandi lantai dua dan di kamar yang digunakan oleh manajemen untuk kantor atau gudang, namun sebagian besar ditemukan tergeletak di balkon, seperti yang dilaporkan New York Times.

Itu adalah bencana terbesar yang terjadi setelah Perang Dunia II di Turin. Kecelakaan tersebut memicu gelombang reformasi dalam undang-undang tentang bangunan umum, yang mewajibkan furnitur harus terbuat dari bahan tahan api dan tersedianya peralatan pemadam kebakaran untuk setiap ruang publik.

Manajer teater, Raimondo Capello, saat itu berusia 51 tahun, ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan. Ia dipenjara selama 10 tahun dan memberi kompensasi kepada kerabat para korban. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA