Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Humor Dan Matematika

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Kamis, 23 Juli 2020, 07:48 WIB
Humor Dan Matematika
Jaya Suprana/Net
DALAM rangka kebingungan mempelajari berbagai ikhwal kehidupan manusia saya sempat mendirikan Pusat Studi Kelirumologi (PSK) dan Pusat Studi Humorologi (PSH) sebagai sub-bagian Perhimpunan Pencinta Humor. Ternyata kedua lembaga pembelajaran itu kerap saling berselisih paham.

PSK vs PSH

Misalnya dalam hal penelitian matematika, Pusat Studi Humorologi menyatakan bahwa matematika terlalu kering, maka sulit dihumorkan. Sebaliknya Pusat Studi Kelirumologi justru menegaskan akibat keringnya sifat matematika, maka justru makin mudah dihumorkan.

Saya pribadi lebih berpihak kepada Pusat Studi Kelirumologi ketimbang Pusat Studi Humorologi, sebab baik humor maupun matematika sama-sama gemar bermain dengan logika.

Ada dua jenis humor dan matematika yaitu humor matematika yang menghumorkan matematika dan para matematikawan. Yang satu lagi adalah matematika humor yang mematematikakan humor dengan pemikiran matematikal.

Humor matematika relatif lebih dapat dinikmati oleh siapa saja yang memiliki indra humor sementara matematika humor lebih eksklusif hanya bisa dinikmati oleh mereka yang menguasai ilmu matematika.

Agar semoga lebih bisa dinikmati kaum awam matematika maka di dalam naskah ini saya menampilkan beberapa contoh humor matematika antara lain sebagai berikut:

Angkamologi

Apa makna angka 666? Angka iblis! Apa makna angka 667? Angka tetangga iblis! Apa makna angka 668? Angka tetangganya tetangga iblis! Apa makna angka 666.000? Angka iblis dengan presisi tinggi! 0.666? Mini-iblis! Apa makna angka 732? Harga iblis termasuk PPN di department store padahal kita bisa memperolehnya dengan harga Rp 650 di pasar loak secara bebas pajak!

Apa makna DCLXVI? Angka iblis Romawi! Apa makna angka 10.100.011.010? Angka binari iblis! Apa makna angka 665.999.999.524? Angka iblis menurut prosesor Intel Pentium berdasar dokumen Word 6.66 dan kode area hape 666 dan kode zip 00.666! Apa yang dilakukan iblis setelah pensiun? Menikmati dana pensiun dari 666K retirement plant asal tidak dikorupsi Jiwasraya!

Surga

Agar para penghuni surga tidak bosan selalu makan masakan chef surga yang lezat namun selalu itu-itu saja maka manajemen surga memutuskan agar departemen keuangan surga menyediakan uang makan bagi penghuni surga untuk bisa makan di rumah makan di luar surga termasuk warung kaki lima di neraka.

Kebetulan dua insan manusia yang baru saja meninggal dunia tiba di pintu surga yaitu seorang guru matematika dan seorang pendeta gereja. Mereka berdua langsung diarahkan untuk ke meja pembagian uang makan.

Sang pendeta memperoleh uang makan sebesar Rp 1.000.000 sementara sang guru matematika Rp 5.000.000. Sang pendeta protes. Petugas keuangan surga menjelaskan bahwa jumlah uang makan sesuai dengan jasa manusia terhadap agama ketika masih hidup di dunia.

Sang pendeta makin protes, sebab merasa dirinya lebih berjasa bagi agama ketimbang sang guru matematika. Petugas keuangan surga dengan tenang menjelaskan bahwa pembagian uang dilakukan berdasar data statistik tentang jumlah orang berdoa.

Secara statistikal terbukti selama hidupnya, sang guru matematika lebih berhasil membuat lebih banyak orang serius berdoa agar bisa lulus ujian matematika ketimbang  jumlah umat yang alih-alih serius berdoa malah ketiduran ketika sang pendeta berkotbah di gereja.

Statistik

Seorang sarjana matematika murni, seorang sarjana matematika terapan dan seorang sarjana statistik  melamar kerja ke Kementerian Keuangan dan dihadapkan dengan pertanyaan yang sama yaitu berapa sepertiga plus duapertiga.

Sarjana matematika murni “Satu!”. Sarjana matematika terapan menghitung dengan komputer sakunya kemudian menjawab “0.9999999 !”.

Sarjana statistik malah menantang “Anda maunya berapa? Saya siap menyesuaikan statistiknya!”.

Lain kisahnya dengan seorang professor pemenang hadiah Nobel untuk matematika tertangkap tangan membawa sebuah bom ke dalam pesawat terbang yang ditumpanginya. Petugas keamanan terheran-heran “bagaimana seorang terhormat seperti Anda bisa membawa bom ke dalam pesawat terbang?”.

Sang professor penerima anugrah Nobel memberi klarifikasi matematikal sebagai berikut: “Berdasar hitungan probabilitas, kemungkinan sebuah bom berada di dalam sebuah pesawat terbang adalah 1 banding 1.000. Tetapi kemungkinan dua bom berada di dalam sebuah pesawat terbang adalah 1 banding 1.000.000. Maka saya sengaja membawa sebuah bom ini demi membuat kemungkinan masih ada satu lagi bom di dalam pesawat terbang ini menjadi jauh lebih kecil“.

Mohon dimaafkan apabila lelucon-lelucon tersebut di atas tidak lucu sebab menurut saya yang bukan matematikawan memang tidak lucu akibat hanya lucu bagi para matematikawan saja. rmol news logo article

Penulis adalah pembelajar humor dan matematika secara terpadu mau pun secara terpisah

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA